REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menilai virus Ebola baik saat ini maupun masa lalu, dapat dikontrol perkembangannya di Afrika Barat. Caranya dengan memperbaiki serta meningkatkan infrastruktur kesehatan di wilayah tersebut.
Menurut Obama, selama ini negara-negara yang terkena wabah ebola tidak memiliki fasilitas-fasilitas kesehatan yang baik untuk menunjang pengobatan pasien. Sistem kesehatan publik di Afrika Barat, disebut sangat kewalahan dalam menghadapi pasien yang terinfeksi dan sering lamban mendeteksi pasien yang telah terinfeksi ebola.
Hal ini menyebabkan penyebaran terjadi dengan cepat. Obama mengatakan saat ini AS akan melakukan bantuan semaksimal mungkin untuk menanggulangi virus ebola di Afrika Barat. Saat ini, AS masih terfokus dengan pendekatan kesehatan masyarakat, namun akan terus melakukan penelitian, apakah obat eksperimental Zmapp dapat membantu penanggulangan virus mematikan tersebut.
Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf mengatakan hingga saat ini penanggulangan ebola masih cukup sulit dilakukan di wilayah negara tersebut. Hal ini, selain fasilitas medis yang tak mencukupi, juga akibat banyak masyarakat yang masih tidak mempercayai pengobatan secara modern.
"Kebodohan dan kemiskinan, serta praktik-praktik pengobatan tradisional semakin memperburuk penyebaran virus ebola," ujar Sirleaf, Rabu (6/8).
Keadaan darurat yang dipasang oleh Liberia diberlakukan mulai Rabu kemarin. Liberia juga menutup sebuah rumah sakit besar di negara tersebut. Beberapa staff rumah sakit, termasuk seorang warga Spanyol dilaporkan terinfeksi ebola.