REPUBLIKA.CO.ID,LONDON — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat internasional pada Jumat (8/8) kemarin, menyusul semakin memburuknya wabah virus Ebola yang hampir menyebabkan 1.000 kematian di Afrika Barat.
Direktur Jenderal WHO, Margaret Chan mengatakan, wabah Ebola kali ini adalah yang terbesar dan yang paling parah sepanjang sejarah, sejak hampir empat dekade penyakit ini ditemukan.
“Saya menyatakan wabah penyakit virus Ebola kini sudah dalam keadaan darurat kesehatan publik dan menjadi keprihatinan internasional. Apalagi, negara-negara yang terkena dampaknya sampai saat ini tidak punya kapasitas untuk mengelola wabah tersebut secara mandiri,” kata Chan seperti dikutip dari New York Times, Sabtu (9/8).
Kepala Keamanan Kesehatan WHO, Dr Keiji Fukuda menuturkan, situasi ini bisa saja menjadi lebih buruk lagi untuk sementara waktu. “Meski demikian, kami sepenuhnya siap untuk menangani masalah ini selama beberapa bulan,” ujarnya.
WHO pun mendesak semua negara yang terkena wabah penyakit ini untuk mengumumkan keadaan darurat. Pemerintah lokal juga diminta menyaring semua orang yang ada di tempat-tempat umum seperti bandara internasional, pelabuhan laut, dan perlintasan darat.
“Pemerintah harus mencegah siapa saja yang dicurigai telah terjangkit virus Ebola melakukan perjalanan,” imbuhnya.Salah satu organisasi medis internasional, Doctors Without Borders, menanggapi pernyataan WHO tersebut dengan mengeluarkan imbauan baru untuk ‘pengerahan besar-besaran’ tenaga spesialis kesehatan ke negara-negara yang dilanda Ebola.