Sabtu 09 Aug 2014 06:06 WIB

900 Penulis Gugat Keangkuhan Amazon

Rep: c85/ Red: Taufik Rachman
amazon
amazon

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Menanggapi memanasnya hubungan antara penerbit buku di Amerika Serikat, Hachette, dengan laman situs jual beli online terbesar dunia, Amazon.com, minggu ini setidaknya ada 900 penulis telah menandatangani petisi untuk Amazon.com.

Petisi yang dibuat oleh Douglas Preston, salah satu penulis di bawah naungan Hachette ini menyerukan kepada Amazon.com agar berhenti "menyakiti" para penulis. Petisi ini rencananya akan dicetak satu halaman penuh pada koran New York Times Hari Minggu esok.

Douglas Preston, penulis terlaris yang menulis surat itu, menuduh Amazon memboikot penulis Hachette dengan menolak untuk menerima pre-order untuk Hachette, penulis buku, dan eBook. Amazon.com juga dinilai mengklaim tidak tersedia dan menolak memberikan diskon harga dari banyak buku Hachette.

Bahkan mereka (Amazon.com) juga memperlambat pengiriman ribuan buku karya penulis Hachette untuk pelanggan Amazon. hal ini mengakibatkan pengiriman akan memakan waktu selama beberapa minggu.

Hatchette, penerbit Preston, telah bertengkar dengan Amazon selama berbulan-bulan, tapi Preston merasa sudah waktunya untuk mengambil tindakan drastis. Apa bisa lebih baik daripada menulis petisi dengan hampir seribu penulis di belakang Anda? Langkah Preston ini lantas didukung ratusan penulis baik di bawah naungan Hachette ataupun di luar Hachette.

Surat itu menyerukan kepada pembaca dan pengguna Amazon di mana-mana untuk mengirim email kepada CEO Amazon Jeff Bezos dan meminta dia untuk berhenti "menyakiti penulis."

Para pendukung Hachette menilai bahwa Amazon bertindaj tak tahu terimakasih. Mengingat, pada medio 2000-an, buku-buku karya penulis Hachette turut mendongkrak  Amazon sebagai alat pemesanan. "Sekarang mereka menjadi perusahaan super besar. Jadi ini kah balasan kepada kami?" tanya Preston.

Akan kah pembaca bersimpati kepada Hachette? Bagaimana respon pembeli saham Sunday? Lantas apakah  Bezos akan mendengarkan? Kita tunggu saja kelanjutan drama ini minggu depan di kolom iklan berjalan di edisi hari Minggu ini The New York Times. a

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement