Ahad 10 Aug 2014 15:23 WIB

Cina Abaikan Seruan AS Terkait Kebijakan Laut Cina Selatan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Laut Cina Selatan
Foto: timegenie.com
Laut Cina Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYIDAW– Usulan Amerika Serikat (AS) untuk membekukan tindakan provokatif di Laut Cina Selatan diabaikan oleh Cina dan sejumlah negara di Asia Tenggara pada Sabtu. Langkah ini tentu menjadi kemunduran bagi upaya Washington untuk mengendalikan tindakan sombong Cina.

AS memanfaatkan pertemuan regional di Myanmar pada pekan ini untuk meningkatkan keterlibatannya dalam ketegangan maritim. AS pun menyerukan moratorium seperti pembangunan alat pengebor minyak Cina raksasa di perairan Vietnam pada Mei lalu.

Sekutunya Filipina juga menyerukan pembekuan sebagai bagian dari rencana untuk meredakan ketegangan di laut yang kaya sumber daya alamnya. Menteri Luar Negeri AS John Kerry tiba di ibukota Myanmar, Naypyidaw pada Sabtu kemarin dalam Forum Regional ASEAN.

Ia bergabung bersama menteri-menteri luar negeri dan para diplomat tinggi lainnya dari Cina, Rusia, Jepang, India, Australia, Uni Eropa, dan negara-negara Asia Tenggara.

“Amerika Serikat dan ASEAN mempunyai tanggung jawab yang sama untuk memastikan keamanan maritim lautan, daratan, dan pelabuhan yang genting,” kata Kerry. “Kita perlu bekerja sama mengatur ketegangan di Laut Cina Selatan dan membuat kedamaian, serta mengelolanya sesuai hukum internasional,” tambahnya.

Namun, Le Luong Minh, sekjen ASEAN, mengatakan usulan AS tidak dibahas oleh menteri-menteri ASEAN karena sudah terdapat mekanisme untuk membatasi tindakan-tindakan sensitif seperti reklamasi tanah dan pembangunan di pulau sengketa.

Diplomat tinggi ASEAN mengatakan hal itu tergantung pada ASEAN untuk bekerja sama dengan Cina guna mengurangi ketegangan dengan meningkatkan kepatuhan kesepakatan pada 2002. Pasalnya, kesepakatan itu juga termasuk dalam kode etik tindakan maritim.

Negara-negara seperti Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Taiwan pun sama-sama mengaku memiliki bagian dari Laut Cina Selatan.

“Hal ini bergantung pada ASEAN untuk mendorong Cina agar melaksanakan komitmen tersebut dengan serius dan efektif. Daripada hanya terus menerus ditanya apakah ASEAN sebaiknya mendukung usulan AS atau tidak,” katanya.

Kebanyakan pengadu telah melecehkan pedoman 2002, sehingga menyebabkan meningkatnya ketegangan di Laut Cina Selatan antara empat negara penuntut di ASEAN dan Cina, yang sama-sama mengklaim 90 persen perairan itu. Kedengkian antar negara itu pun telah membuat ASEAN terbagi.

Cina menolak keterlibatan Amerika Serikat dalam sengketa ini dan telah menolak usulan pembekuan tersebut. Cina justru menuduh Amerika Serikat telah menyemangati para pengadu seperti Filipina dan Vietnam dengan militernya yang kembali ke Asia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement