Ahad 10 Aug 2014 17:40 WIB

Soal Ebola, Presiden Liberia Minta Maaf

Rep: c88/ Red: Esthi Maharani
 Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf (kiri) mengikuti prosesi upacara penyambutan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin ( 25/3).  (Republika/Aditya Pradana Putra)
Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf (kiri) mengikuti prosesi upacara penyambutan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin ( 25/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, MONROVIA -- Presiden Liberia, Ellen Johnson Sirleaf, meminta maaf pada Sabtu (9/8) atas tingginya korban virus ebola. Apalagi virus tersebut juga menjangkiti pekerja medis.

“Jika kami belum memberikan banyak penanganan, kami meminta maaf kepada kalian semua,” katanya kepada ribuan pekerja medis ketika menghadiri pertemuan di Monrovia City Hall.

Ebola telah menyerang banyak pekerja medis. Padahal mereka adalah garda terdepan untuk menangani kasus tersebut. Di Liberia, tercatat tiga doker meninggal dan 32 pekerja medis terduga terjangkit ebola.

Johnson Sirleaf menjanjikan anggaran hingga 18 juta dolar AS untuk menangani kasus ebola. Sebagian dana akan dialokasikan untuk asuransi dan jaminan kematian para pekerja medis. Selain itu, dana yang tersedia juga akan digunakan untuk menyediakan lebih banyak ambulan dan pusat perawatan.

Mewabahnya virus ebola yang berpusat di Guinea, Sierra Leone, dan Liberia adalah catatan kesehatan terburuk dalam sejarah. Wabah itu telah berpengaruh besar terhadap jaringan kesehatan  di tiga negara Afrika tersebut. Dikutip dari reuters, hingga saat ini ebola telah merenggut setidaknya seribu korban.

Organisasi kesehatan PBB, WHO, menyatakan pada Jumat (8/8) kondisi tersebut termasuk dalam darurat kesehatan internasional. WHO juga mewaspadai menyebarnya ebola ke wilayah lain dalam hitungan beberapa bulan ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement