REPUBLIKA.CO.ID, PRISTINA -- Polisi Kosovo mengatakan telah menahan 40 etnis Albania yang diduga ikut berperang bersama kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Senin (11/8) pagi waktu setempat.
Operasi terbesar yang pernah dilakukan polisi untuk menangkap para radikal itu dilakukan di 60 lokasi yang tersebar di Kosovo, termasuk sebuah masjid yang diduga sebagai lokasi perekrutan. "Alat peledak, senjata dan amunisi juga disita," ujar polisi dalam pernyataannya, dikutip dari Al Arabiya.
Penggerebekan itu dilakukan setelah penyelidikan selama empat bulan. Kosovo merupakan negara dengan mayoritas Muslim meski agama tidak terlalu berpengaruh secara publik. Muslim Kosovo umumnya merupakan Muslim yang moderat.
Presiden Atifete Jahjaga menyambut baik penangkapan tersebut. Dia bersikeras Kosovo tidak akan menjadi tempat berlindung bagi ekstremis.
Juni lalu, polisi menangkap tiga etnis Albania yang diduag membentuk organisasi terorisme. Media menduga mereka direkrut oleh ISIS. Sekitar 90 persen dari 1,7 juta populasi Kosovo merupakan etnis Albania.