Jumat 15 Aug 2014 22:35 WIB

Warga Pedalaman Australia Tolak Pembangunan Kuil Shaolin

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Warga Shoalhaven di negara bagian New South Wales (NSW), Australia, menolak rencana pembangunan kuil Shaolin di daerah itu. Salah satu alasannya, warga khawatir budaya aborigin akan semakin tergerus.

Pihak Departemen Perencanaan NSW telah merekomendasikan disetujuinya pembangunan proyek bernilai jutaan dolar, namun tetap akan mempertimbangkan masukan masyarakat sebelum mengambil keputusan akhir. Di samping kuil Shaolin, rencana proyek ini meliputi pembangunan 300 kapling perumahan, pusat pertemuan masyarakat, sarana golf, serta hotel 500 kamar. Usulan proyek ini telah dinegosiasikan dalam delapan tahun terakhir.

Dalam pertemuan di Kota Nowra, Rabu (13/8), puluhan warga menyatakan penolakan mereka. Perwakilan warga diberi kesempatan menyampaikan keberatannya, dan semuanya secara tegas menolak rencana tersebut. Para umumnya warga menyoroti kurangnya konsultasi pihak pemerintah dengan warga setempat mengenai rencana pembangunan kuil.

Warga lainnya menyatakan, belum tentu juga proyek ini akan mendorong pertumbuhan lapangan kerja dan ekonomi daerah itu dengan datangnya turis. Perwakilan warga aborigin Nathan Deaves menyatakan, budaya mereka di lokasi pembangunan yang direncanakan akan semakin tergerus dan hilang.

"Leluhur kami dimakamkan di sana, anak-anak kami juga. Ini akan merusak Currambine Creek yang sangat bermakna bagi kami," kata Deaves, baru-baru ini.

Karena itu, Deaves mengatakan, pihaknya akan terus menentang rencana ini. "Kami akan bersatu, kaum kulit hitam dan putih, menentang rencana pembangunan ini," katanya.

Seorang warga bernama Judy Gedsted menyatakan, lokasi pembangunan proyek besar ini sama sekali keliru. Tapi menurut dia, meskipun warga menolak, kemungkinan tidak akan cukup untuk menghentikan rencana tersebut.

"Menurut pengalaman, bisanya pihak Departemen Perencanaan selalu menyetujui rencana seperti ini," katanya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement