REPUBLIKA.CO.ID, MONROVIA -- Para pejabat Liberia mengkhawatirkan penyebaran virus ebola dapat terus meningkat, Ahad (17/8). Kekhawatiran ini menyusul penyebuan klinik yang menjadi pusat karantina pasien terinfeksi ebola oleh warga.
Setelah menyerbu pusat karantina, warga kemudian menjarah berbagai barang-barang yang ada dalam pusat karantina, termasuk seprai dan kasur-kasur berdarah yang dipakai pasien terinfeksi ebola. Kerusuhan terjadi akibat warga yang geram dengan dibawanya pasien-pasien terinfeksi ebola itu.
Kementerian Kesehatan Liberia mengatakan, infeksi ebola dapat menyebar dengan adanya penjarahan. Warga dilaporkan mengambil hampir seluruh barang yang ada di pusat karantina. Ebola adalah virus yang sangat mematikan dan dapat dengan mudah menyebar melalui cairan tubuh,termasuk darah, keringat, muntahan, dan kotoran.
"Banyak pasien ebola yang melarikan diri akibat kerusuhan ini. Mereka yang melakukan penjarahan nantinya dapat menyebarkan secara lebih luas ebola di dalam wilayah ibukota," ujar pejabat senior kepolisian Monrovia, dilansir AP, Ahad (17/8).
Sebanyak 30 pasien yang diduga terinfeksi ebola di pusat karantian tersebut kabur saat kerusuhan terjadi. Rencananya, setelah dari pusat karantina, pasien diduga ebola ini akan dipindahkan ke pusat penanganan ebola di rumah sakit terbesar di Monrovia.