Selasa 19 Aug 2014 18:45 WIB

17 Pasien Terduga Ebola yang Melarikan Diri Masih Dicari

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Tim medis sedang menangani seseorang yang terjangkit virus Ebola.
Foto: wild-wings-safaris.com
Tim medis sedang menangani seseorang yang terjangkit virus Ebola.

REPUBLIKA.CO.ID, MONROVIA -- Pihak berwenang Liberia masih mencari 17 pasien terduga terjangkit ebola yang kabur dari pusat karantina di West Poin.

Di ibukota Monrovia, polisi menunggu kiriman perlengkapan pelindung sebelum ditempatkan di West Poin. Mereka akan membuka kembali pusat karantina setelah sebelumnya diserang sekelompok warga, Sabtu pekan lalu.

"Kami sangat memperhatikan situasi ini. Polisi harus mundur karena mereka tidak ingin membahayakan nyawa mereka," ujar Menteri Informasi Lewis Brown, Senin (18/8).

Saat serangan terjadi, 37 pasien yang kemungkinan terjangkit ebola kabur. Banyak dari mereka kembali ke lingkungannya. Dia mengatakan sejauh ini 20 orang telah dibawa kembali ke dua rumah sakit di ibukota.

Brown mengatakan pasien dipaksa meninggalkan klinik tersebut, bukan atas keinginan mereka sendiri. Dia yakin mereka akan kembali.

Asisten Menteri Kesehatan Tolbert Nyenswah mengatakan mereka yang kabur belum dikonfirmasi menderita ebola. Proses pemeriksaan mereka masih berlanjut.

Liberia telah menjadi negara yang mengalami epidemi ebola paling parah karena sistem kesehatan dan infrastruktur yang tidak memadai.

Di Guinea, Liberia, Sierra Leone dan Nigeria, penyakit ebola telah menewaskan 1.145 dan lebih dari 2.000 orang sakit. Awalnya, otoritas mengatakan banyak warga yang sakit justru sembunyi dan menghindari rumah sakit. Namun, kini mereka bersedia datang ke pusat kesehatan.

Di Guinea, pemerintah mengonfirmasi 26 kasus ebola pada Senin. Semua kasus terdapat di wilayah perbatasan Gueckedou. Pekerja kemanusiaan mengatakan ancaman utama bagi guinea adalah penderita ebola yang menyeberang ke perbatasan Sierra Leone dan Liberia.

"Selama kami tidak memiliki tingkat pengendalian penyakit yang sama di tiga negara, Guinea akan sangat tergantung pada situasi di  Sierra Leone dan Liberia," kata koordinator MSF di Guinea Marc Poncin.

Wakil Staf Panglima Militer Liberia Kolonel Eric W Dennis saat mengunjungi perbatasan pekan lalu memerintahkan prajurit menembak warga yang mencoba menyeberangi perbatasan ke Liberia. Dia juga berjanji menyuplai lebih banyak senjata bagi tentara di sana.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement