REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) berencana mengirim pesawat mata-mata ke Suriah untuk mempersiapkan serangan udara terhadap kelompok radikal di negara tersebut, demikian seorang pejabat senior di Washington menyatakan Senin (25/8). Pengiriman pesawat mata-mata ditujukan untuk mencari gambaran yang jelas mengenai kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang saat ini menguasai sebagian wilayah Suriah dan Irak, kata pejabat yang meminta identitasnya dirahasiakan itu.
Harian The Wall Street Journal--yang pertama kali mengabarkan rencana itu--mengatakan bahwa pengiriman pesawat mata-mata akan dilakukan dalam waktu dekat. Sebelumnya sejumlah pesawat perang Amerika Serikat sepanjang dua pekan ini telah melakukan serangan udara terbatas terhadap kelompok ISIS di wilayah Irak. Sebagian besar di antaranya dilakukan di bendungan air Mosul.
Spekulasi mengenai perluasan serangan udara oleh Washington ke Suriah dimulai setelah beredarnya video pembunuhan terhadap jurnalis asal Amerika Serikat, James Foley, oleh ISIS dan kekhawatiran negara-negara Barat atas ancaman kelompok radikal. Sejumlah pembantu Presiden Barack Obama menyatakan bahwa Amerika Serikat terbuka terhadap kemungkinan serangan udara ke Suriah namun sampai saat ini masalah tersebut masih belum diputuskan.
Pusat Komando Amerika Serikat--yang bertanggung jawab atas pasukan di Timur Tengah--telah meminta tambahan pesawat mata-mata untuk mengumpulkan informasi intelejen yang lebih lengkap mengenai Daulah Islam di Suriah, demikian berita yang dilansir The Wall Street Journal.
Sejumlah pejabat Amerika Serikat di sisi lain mengatakan bahwa bahwa Washington tidak berencana untuk berkoordinasi dengan rezim Damaskus mengenai kemungkinan serangan udara. Sementara para analis memperkirakan sistem pertahanan udara di wilayah timur Suriah telah mengalami kerusakan sehingga tidak bisa mendeteksi kehadiran pesawat asing.
Sebelumnya Washington telah mengirim pesawat ke Suriah pada Juli untuk menyelamatkan sekelompok waga Amerika Serikat yang ditawan ISIS. Upaya tersebut gagal karena para tawanan telah dipindahkan sebelum pasukan penyelamat datang.