Senin 08 Sep 2014 14:33 WIB

Gencatan Senjata Ukraina-Pemberontak Dilanggar

Militan pro-Rusia yang ingin memisahkan diri dari Ukraina.
Foto: EPA/Jakub Kaminski
Militan pro-Rusia yang ingin memisahkan diri dari Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, SPARTAK -- Serangan dan bentrokan antara pasukan pemerintah dan separatis yang didukung Rusia kembali terjadi, pada Ahad (7/9). Peristiwa tersebut mengancam perjanjian gencatan senjata di Ukraina timur, yang telah berlangsung selama dua hari.

Setidaknya dua rumah terkena tembakan artileri di  daerah pedesaan Spartak. Seorang pria yang rumahnya terkena serangan mengatakan, pemberontak telah menembak dari tempat di dekatnya. Aksi tersebut memicu serangan balasan dari pasukan pemerintah Ukraina.

Sekelompok pejuang pemberontak di desa berpesta pada Ahad pagi. Mereka merayakan serangan ke perkemahan militer Ukraina di daerah tersebut. Salah seorang dari mereka mengatakan, telah menangkap delapan tentara pemerintah. Ia mengatakan gencatan senjata tak dijalankan oleh kedua pihak.

"Ada tembakan mortir sekitar 20 menit lalu di sini, di Spartak. Tak ada gencatan senjata bagi siapa pun," ungkapnya.

Gencatan senjata sebelumnya telah ditandatangani pada Jumat (5/9). Gencatan tercoreng oleh aksi penembakan di pinggiran kota pesisi Mariupol, pada Sabtu (6/9). Dewan kota mengatakan pada Ahad (7/9), satu warga sipil tewas dan petugas terluka.

Amnesti Internasional mengatakan pada Ahad, mereka mengecam semua pihak dalam konflik. Menurut lembaga tersebut, pihak bertikai mengabaikan kehidupan sipil dan terang-terangan melanggar kewajiban internasional mereka.

sumber : AP/Reuters

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement