REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Barack Obama mengatakan dunia internasional belum berupaya keras menghadapi virus Ebola.
"Masih ada perbedaan yang signifikan antara keberadaan kita sekarang dan dimana seharusnya kita berada," kata Obama saat pertemuan Majelis Umum PBB.
Krisis di Afrika Barat merupakan wabah terbesar Ebola yang mengakibatkan 6.200 orang terinfeksi dan hampir separuhnya dinyatakan tewas. Pejabat kesehatan AS pun telah memperingatkan jumlah warga yang terinfeksi dapat melonjak hingga 1,4 juta orang pada pertengahan Januari.
Meskipun begitu, mereka juga menyebutkan jumlah tersebut dapat menurun jika berbagai upaya dikerahkan. Margaret Chan, direktur WHO, memperingatkan wabah ini dapat memburuk. "Virus tersebut masih mewabah dan meningkat ketika kita berupaya keras," katanya, seperti dikutip dari Aljazirah.
Obama juga telah mengirimkan 3 ribu pasukan AS ke Liberia untuk mendirikan berbagai fasilitas serta melatih tim guna membantu merawat korban Ebola. Pada Kamis, para politisi di Kongres AS telah menyetujui penggunaan sisa dana perang Afghanistan untuk mendanai penghentian Ebola. Dana ini sebesar 1 miliar dolar AS.
Obama pun memperingatkan negara lainnya, AS tidak dapat menghentikan penyebaran virus Ebola sendiri. "Semua orang harus bergerak cepat. Jika kita melakukannya, kita akan menyelamatkan puluhan ribu nyawa," katanya.
Sementara itu, Sekjen PBB Ban Ki-moon juga mendesak para pemimpin dunia untuk berupaya keras memerangi Ebola.