Kamis 02 Oct 2014 11:51 WIB

Insiden Lift Obama, Direktur Dinas Rahasia AS Mundur

Rep: Gita Amanda/ Red: Indah Wulandari
Julia Pierson (kiri) saat diambil sumpah jabatan oleh Wakil Presiden AS, Joe Biden disaksikan Presiden Barack Obama.
Foto: REUTERS
Julia Pierson (kiri) saat diambil sumpah jabatan oleh Wakil Presiden AS, Joe Biden disaksikan Presiden Barack Obama.

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Direktur Dinas Rahasia Amerika Serikat Julia Pierson mengundurkan diri pada Rabu (1/10). Pengunduran diri Pierson dilakukan setelah terungkapnya sejumlah kelalaian yang dilakukan pasukan pengamanan dan pelindung presiden tersebut.

“Obama yakin pengunduran diri Pierson demi kebaikan lembaga. Presiden akan memilih pemimpin baru untuk memimpin Dinas Rahasia,”  jelas juru bicara Gedung Putih Josh Earnest, Kamis (2/10).

Pierson telah menjabat sebagai direktur Dinas Rahasia sejak Maret 2013 sekaligus sebagai direktur perempuan pertama di Dinas Rahasia. Ia menghadapi seruan untuk mundur dari para anggota parlemen sejak terungkapnya insiden 19 September, di mana seorang pria berpisau menerobos Gedung Putih.

Pierson mengatakan pada komite kongres pada Selasa (30/9), ia bertanggung jawab penuh atas kesalahan keamanan tersebut. Pada Rabu ia mengajukan pengunduran dirinya, yang diterima Menteri Keamanan Dalam Negeri Jeh Johnson.

Pengunduran diri Pierson datang sehari setelah pengungkapan pelanggaran protokol, saat seorang kontraktor keamanan swasta bersenjata dengan catatan kriminal berada satu lift dengan Presiden Barack Obama.

Penyimpangan protokoler pengamanan presiden telah terjadi sejak 2011. Saat itu Gedung Putih mendapat tujuh tembakan. Insiden tersebut menimbulkan kekhawatiran di Washington, bahwa Obama tak dilindungi dengan semestinya.

Padahal dari semua presiden yang pernah ada, Obama yang merupakan keturunan Afrika-Amerika diyakini mendapat lebih banyak ancaman dibanding para pendahulunya.

Saat ditunjuk, Pierson diminta membenahi lembaga tersebut. Sebab pada 2012 terungkap, belasan agen ditemukan memiliki pelacur sewaan saat presiden melakukan perjalanan ke Kolombia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement