REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengatakan telah menguasai lebih banyak wilayah di provinsi Anbar, Irak. Tentara dan pejuang pro-pemerintah Sunni Irak terus terdesak di perbatasan Anbar dan Baghdad.
Aljazirah melaporkan, tentara Irak saat ini di kota Ameriyah, di Fallujah. Ini adalah kota strategis yang menghubungkan Anbar ke Baghdad dan selatan negara itu. Dengan menguasai Ameriyah, tentara dapat memastikan bahwa pasokan dari ibukota bisa mencapai Anbar. Kota tersebut memisahkan tentara dan pemberontak hanya beberapa kilometer.
Pasukan ISIS terus menguasai kota Anbar. Padahal Amerika Serikat terus memperluas kampanye serangan udaranya.
"Kami tidak akan pernah meninggalkan kota kami," kata Mayor Aref Mohammed al-Janabi pada Al Jazeera.
"Ini adalah tanah air kami, kami tidak bisa meninggalkannya hanya karena ada konspirasi di negeri ini. Kami akan melawan mereka apakah mereka menyebut diri mereka pemberontak, atau kelompok-kelompok bersenjata," tambahnya.
Tapi jumlah korban jiwa tetap menjadi perhatian utama bagi tentara. Pada Ahad (5/10), saksi mengatakan kepada kantor berita AP bahwa mereka melihat pejuang ISIS membunuh enam tentara Irak di muka umum.
Pemerintah provinsi Anbar mendeskripsikan, satu tentara berseragam dan lima lainnya dalam pakaian sipil. Mereka berbaris di dinding di kota, sebelum mendapat tembakan. Mereka mengatakan para pejuang ISIS juga membom sebuah kantor polisi di Hit, pada Kamis (2/10).
Pada Ahad, militer AS merilis sebuah pernyataan yang mengatakan mereka telah melakukan empat serangan udara di timur laut Fallujah dan satu di tenggara Hit.