Kamis 09 Oct 2014 07:36 WIB

Lima Bandara AS Perketat Pemeriksaan Ebola

Rep: dessy saputri/ Red: Taufik Rachman
Barack Obama
Foto: EPA/Olivier Douliery
Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Pemerintah akan mulai melaksanakan pemeriksaan ketat terhadap para penumpang yang baru saja mengunjungi Afrika Barat dan tiba di AS. Pemeriksaan ini akan dilakukan di lima bandara AS guna mencegah menyebarnya Ebola.

Presiden Barack Obama mengatakan langkah baru ini merupakan langkah perlindungan di pintu masuk utama Amerika Serikat. "Langkah-langkah ini hanya memperketat hal-hal yang belum dilaksanakan, ini merupakan langkah tambahan perlindungan dalam prosedur yang sudah ada di sejumlah bandara," katanya, seperti dilansir dari Associated Press.

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Thomas Frieden, mengatakan AS masih memprioritaskan menghentikan epidemik Ebola di Afrika Barat. "Selama Ebola masih menyebar di Afrika, masih ada ancaman," katanya,

Sementara itu, di Gedung Putih, juru bicara Josh Earnest mengatakan tambahan perlindungan pemeriksaan ini akan dimulai di bandara internasional JFK New York dan bandara internasional di Newark, Washington Dulles, Chicago, serta Atlanta. Menurutnya, langkah baru ini termasuk pemeriksaan suhu tubuh dan akan dimulai pada Sabtu di JFK.

Frieden mengatakan pemeriksaan temperatur akan dilakukan menggunakan peralatan sehingga tidak dilakukan kontak langsung dengan para penumpang. Obama juga mengatakan sejumlah langkah baru ini juga termasuk pertanyaan pemeriksaan bagi penumpang yang datang dari negara Liberia, Sierra Leone, dan Guinea.

Ia mengatakan prosedur ini dapat memperbolehkan para pejabat AS melakukan tindakan isolasi, evaluasi, dan pengawasan, serta mengumpulkan informasi terkait kontak mereka.

Earnest mengatakan lima bandara udara tersebut merupakan destinasi dari 94 persen pengunjung AS yang berasal dari tiga negara terjangkit Ebola di Afrika Barat. Ia memperkirakan sekitar 150 orang akan diperiksa tiap harinya menggunakan prosedur baru ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement