REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Seorang perawat asal Australia yang baru saja pulang dari Sierra Leone, Afrika dipastikan tidak mengidap virus Ebola. Sebelumnya, warga kiota Cairns ini menderita deman dan kemudian dilakukan tes darah.
Sue-Ellen Kovack (56 tahun) kembali ke Australia beberapa hari lalu setelah tinggal selama sebulan di Sierra Leone. Dia bekerja untuk Palang Merah Internasional guna menangani pasien yang terkena virus Ebola di wilayah ini.
Ketika tiba, Kovack dalam keadaan sehat, namun suhu tubuhnya naik menjadi 37,6 derajat Celcius hari Kamis pagi. Dia kemudian menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Cairns tempatnya bekerja, dan kemudian menjalani tes darah yang dikirim ke Brisbane untuk dilakukan pengujian.
Hasil tes darahnya negatif, yang berarti dia tidak mengidap virus mematikan tersebut ketika sedang bekerja derngan para pasien di Afrika.
Pada Jumat (10/10) pagi, Direktur Kesehatan Queensland Jeannette Young mengumumkan bahwa Kovack tidak mengidap virus Ebola."Dia masih dalam masa inkubasi, jadi kami akan memperhatikannya dengan seksama." kata Young.
"Meskipun demamnya sudah menurun pagi ini, namun dia masih merasa kurang sehat. Jadi kita ingin juga mengetahui apakah dia mengidap hal yang lain."
Dr Young mengatakan Kovack sudah dikarantina sejak Kamis (9/10) sore, dan akan tetap berada di rumah sakit sampai Sabtu (11/10)."Kami tidak bisa mengatakan sepenuhnya bahwa dia bebas dari virus 100 perse karena dia masih dalam masa inkubasi 21 hari." tambah Young.
Dr Young mengatakan masyarakat luas tidaklah beresiko terkena Ebola. "Tidak ada kekhawatiran dari masyarakat di sini baik dari kemungkinan terkena dari perawat ini ataupun dari kasus lain yang masuk ke negeri ini." tambahnya.
Teman dan keluarga Kovacks sejauh ini tidak dijinkan untuk mengunjunginya. Kovack menjadi warga Australia kedua yang menjalani uji Ebola setelah sebelumnya seorang warga Australia Barat yang tinggal di Gold Coast juga diperiksa bulan September lalu.
Di Eropa, Kamis (9/10) malam, pihak berwenang Macedonia menutup sebuah hotel di sana dan mengkarantina seluruh staf setelah seorang warga Inggris meninggal dengan gejala seperti terkena Ebola. Sampel darinya sekarang sudah dikirim ke Jerman untuk mengetahui dengan pasti sebab kematiannya.