Selasa 14 Oct 2014 02:02 WIB

Monitor Terhadap Petugas Kesehatan Diperketat

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Esthi Maharani
Sekjen PBB menyampaikan laporan mengenai krisis ebola di hadapan petinggi IMF dan Bank Dunia (9/10).
Foto: Reuters
Sekjen PBB menyampaikan laporan mengenai krisis ebola di hadapan petinggi IMF dan Bank Dunia (9/10).

REPUBLIKA.CO.ID, DALLAS -- Petugas kesehatan memperketat pengawasan pada pekerja rumah sakit yang merawat korban Ebola AS pertama, Senin (13/10). Keamanan dan keselamatan ditingkatkan seiring munculnya korban infeksi baru.

Menularnya penyakit Ebola menimbulkan pertanyaan terkait tingkat keselamatan kerja pekerja kesehatan. Kepala Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Tom Frieden mengatakan kemungkinan ada pelanggaran protokol yang akhirnya membuat perawat yang merawat korban Ebola pertama Thomas Eric Duncan tertular.

Namun para petugas tidak mengetahui apa yang salah. Sumber daya kesehatan Texas Dr. Daniel Varga mengatakan pekerja tersebut menggunakan baju khusus, sarung tangan, masker dan pelindung ketika merawat Duncan di Texas Health Presbyterian Hospital.

Duncan yang bepergian dari Liberia untuk mengunjungi keluarganya tidak sakit hingga ia tiba di AS. Duncan meninggal Rabu lalu. Ia tiba di AS pada 20 September kemudian mengalami demam dan sakit perut pada 25 September.

Sementara perawat atau pekerja rumah sakit yang identitasnya tidak disebutkan tidak bisa memastikan pelanggaran yang mungkin dilakukan. Presiden Barack Obama telah meminta CDC bertindak cepat dan tanggap untuk menginvestigasi insiden tersebut.

Kepolisian Dallas telah memeriksa apartemen pekerja tersebut pada Ahad. Mereka juga memastikan siapa saja yang telah kontak dengan dua korban Ebola ini.

Sementara, petugas kesehatan Texas telah memonitor sekitar 50 orang yang melakukan kontak dengan Duncan. Sang petugas kesehatan dilaporkan mengalami demam pada Jumat malam. Warga mengatakan orang terdekat dengan pekerja tersebut juga telah diisolasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement