Ahad 19 Oct 2014 15:07 WIB

Obama Minta Warga AS Tak Berlebihan Tanggapi Ebola

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Indira Rezkisari
Barack Obama
Foto: VOA
Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama meminta rakyat Amerika tidak berlebihan menanggapi ebola, Sabtu (18/10). Meski begitu, dia meminta semua warga negara, pemimpin pemerintahan dan media turun tangan untuk mengatasi virus mematikan tersebut.

Dalam pidato mingguan rutinnya di radio dan internet, Obama juga menentang pemberlakuan larangan terbang menuju Afrika Barat. Dia mengatakan larangan tersebut hanya akan menghambat bantuan kemanusiaan dan pemeriksaan. Sebelumnya anggota parlemen menyebut itu adalah langkah wajar untuk mencegah lebih banyak orang terinfeksi ebola memasuki AS.

"Mencoba mengisolasi seluruh kawasan di dunia, jika mungkin, bisa membuat situasi memburuk," kata Obama, Ahad (19/10).

Meningkatnya kekhawatiran mengenai ebola di AS dan tiga kasus ebola di Dallas mendorong Obama menunjuk mantan penasihat tinggi Gedung Putih menjadi orang kepercayaan mengurusi ebola. Sebagai penyeimbang, Obama mengatakan tidkak ada epidemi ebola di AS. Dia mengatakan satu kasus sudah terlalu banyak.

"Ini penyakit serius, tapi kita tidak bisa menyerah pada histeria atau ketakutan karena itu hanya menghalangi masyarakat memperoleh informasi akurat yang mereka perlukan. Kita harus berpedoman pada ilmu pengetahuan," kata dia.

Dia menambahkan dirinya yakin AS mampu mengatasi ebola Obama mengatakan memerangi ebola membutuhkan waktu, tapi AS tahu bagaimana mengatasinya.

Dilansir oleh AFP, media di Amerika melaporkan reaksi warga yang berlebihan terhadap ebola. Seorang guru di Maine diberi cuti tiga pekan karena dia bepergian ke Texas untuk menghadiri konferensi. Guru itu diberi cuti karena tinggal di hotel yang berjarak 16 kilometer dari rumah sakit dimana kasus pertama ebola di AS didiagnosa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement