Senin 20 Oct 2014 14:31 WIB

Pemimpin Hong Kong: Ada Kekuatan Asing dalam Gerakan Protes

 Demonstran pro-demokrasi membuat barikade dari blok semen di sebuah terowongan di Jalan Lung Wo, Distrik Admiralty, Hong kong, Rabu (15/10). (AP/Kin Cheung)
Demonstran pro-demokrasi membuat barikade dari blok semen di sebuah terowongan di Jalan Lung Wo, Distrik Admiralty, Hong kong, Rabu (15/10). (AP/Kin Cheung)

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pemimpin Eksekutif Hong Kong Leung Chun-ying mengatakan ada kekuatan dari luar yang terlibat dalam protes menuntut demokrasi.

Massa yang sebagian besar terdiri dari mahasiswa menduduki sejumlah lokasi strategis di ibukota selama tiga pekan.

"Jelas ada partisipasi orang, organisasi dari luar Hong Kong," ujar Leung dalam wawancara dengan ATV, Ahad (19/10).

Dia menambahkan kekuatan di luar Hong Kong itu datang dari berbagai negara di belahan dunia yang berbeda. Namun, dia enggan merinci negara mana yang dimaksud.

 

Pernyataan itu merupakan pertama kalinya Leung menduga ada kekuatan dari luar yang terlibat. Pemerintah pusat Cina selama berminggu-minggu menuduh ada keterlibatan kelompok asing yang mendorong protes.

Media Cina menuduh Barat yang menghasut agar dilakukan protes.  Sayangnya, Cina tidak menunjukkan bukti atas pernyataannya tersebut.

Hong Kong Federation of Students dengan segera menyangkal tuduhan itu. Sekretaris Jenderal Hong Kong Federation of Students Alex Chow mengatakan Leung membual, tidak bertanggung jawab dan tidak ada buktinya.

"Dengan membuat pernyataan adanya kekuatan asing yang terlibat dalam gerakan ini sebelum pembicaraan dimulai adalah bukti CY (Leung) berharap bisa memecah belah seluruh gerakan," kata Chow, dikutip dari BBC, Senin (20/10).

Seorang demonstran Jeffrey hui mengatakan kepada BBC, aksi pendudukan mahasiswa murni dilakukan warga yang tinggal di Hong Kong, peduli dengan Hong Kong, yang berdiri dan melawan rezim.

Meski jumlah pengunjuk rasa menyusut beberapa hari belakangan, para aktivis memeilih terus bertahan di Admiralty dan Causeway Bay di Hong Kong Island dan di Mong Kok, sebuah daerah permukiman dan pusat perbelanjaan di seberang pelabuhan.

Polisi dan massa beberapa kali terlibat bentrok. Pada Ahad malam keadaan tenagn dan tidak ada laporan bentrokan.

Polisi berulang kali memindahkan barikade dan tenda dari lokasi protes. Namun, polisi tidak berusaha mengusir pengunjuk rasa dari lokasi protes.

"Kita perlu wajtu untuk berbicara dengan rakyat, terutama anak muda. Saya ingin solusi damai dan bermakna atas masalah ini," ujar Leung.

Dia menambahkan protes telah berjalan di luar kendali, bahkan bagi yang memulainya. Kekhawatiran terbesarnya adalah gerakan tersebut tidak bisa diakhiri.

Pemimpin gerakan prodemokrasi dan pemerintah Hong Kok setuju untuk menggelar negosiasi pada Selasa. Pembicaraan tersebut akan disiarkan secara langsung di televisi.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement