Kamis 23 Oct 2014 13:27 WIB

Ini Data Terbaru Jumlah Korban Tewas Ebola

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mansyur Faqih
Pemakaman korban virus Ebola
Foto: VOA
Pemakaman korban virus Ebola

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- WHO menyatakan jumlah korban terjangkit Ebola kini telah menyentuh angka 9.936 jiwa di Afrika Barat. Sebagian besar para korban berasal dari negara Guinea, Liberia, dan Sierra Leone. 

Sebanyak 4.877 orang lainnya pun dinyatakan telah tewas akibat virus mematikan ini. Laporan disampaikan setelah Palang Merah mengatakan membutuhkan waktu empat bulan untuk menghentikan penyebaran Ebola. Namun, hal ini dapat dilakukan jika semua langkah diambil. 

"Hal ini mungkin, karena hal ini juga mungkin pada masa lalu untuk menghentikan epidemik dalam waktu empat hingga enam bulan, jika responsnya sesuai," kata Elhadj As Sy, kepala Federasi Palang Merah Internasional (IFRC) seperti dilansir Aljazeera.

Namun, para ahli memperingatkan infeksi Ebola dapat mencapai 10 ribu tiap pekannya pada awal Desember nanti. Sementara itu, WHO tengah menggelar pertemuan darurat Ebola di Jenewa dan membahas upaya menghentikan penyebarannya. Pertemuan ini akan berlangsung selama dua hari. 

Dalam perkembangan terpisah, puluhan vaksin uji coba Ebola, rVSV dari Kanada telah tiba di rumah sakit Universitas Jenewa. WHO berkoordinasi dalam uji coba vaksi di Jenewa bersama dengan uji coba lainnya di Jerman, Gabon, dan Kenya. 

Vaksin tersebut dikembangkan di Laboratorium Mikrobiologi Nasional di Winnipeg dan merupakan salah satu dari dua uji coba vaksi Ebola yang diidentifikasi oleh WHO.

Asisten direktur jenderal WHO Marie-Paule Kieny mengatakan tujuannya ingin mengirimkan pasokan pertama ke Afrika pada awal 2015. "Ada pergerakan yang sangat kuat saat ini dari pemerintah berbagai negara untuk mendorong penggunaan vaksin Ebola ini secepatnya," katanya. 

Selain itu, mereka juga fokus dalam memberikan perlindungan para pekerja kesehatan terhadap penyakit Ebola. Karena sekitar 240 pekerja kesehatan telah meninggal karena merawat para pasien Ebola.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement