Rabu 29 Oct 2014 13:57 WIB

DK PBB Gelar Rapat Darurat Bahas Ketegangan di Yerusalem Timur

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Mansyur Faqih
Yerusalem Timur
Foto: worldbulletin.net
Yerusalem Timur

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dewan Keamanan (DK) PBB akan menggelar pertemuan darurat Rabu (29/10). Pertemuan akan membahas mengenai ketegangan yang meningkat baru-baru ini antara Israel dan Palestina di Yerusalem Timur.

Diplomat DK PBB, Selasa (28/10), mengatakan ketegangan itu dipicu rencana Israel membangun pemukiman baru. Pertemuan darurat digelar atas permintaan Duta Besar PBB Yordania sekaligus Presiden DK PBB untuk Argentina Maria Cristina Perceval bulan ini.

Yordania yang merupakan satu-satunya bangsa Arab di DK menyebut Palestina mengeluhkan ketegangan berbahaya yang meningkat di Yerusalem Timur. Namun, diplomat itu mengatakan belum mengetahui apakah DK akan mengeluarkan pernyataan bersama.

Anggota DK pesimistis rapat tersebut akan menghasilkan hal yang signifikan. Karena Amerika Serikat tidak mendukung deklarasi melawan sekutunya Israel

Pemerintah Israel, Senin, mengatakan perdana menteri Benjamin Netanyahu akan mempercepat rencana pembangunan sekitar seribu rumah di Yerusalem Timur.

Pejabat Palestina meminta dukungan komunitas internasional atas rencana Israel tersebut. Palestina memandang pembangunan pemukiman baru itu adalah hambatan utama terciptanya negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Sebuah surat dari Duta Besar Palestina Riyad Mansour kepada presiden DK pada Senin berisi permintaan agar komunitas internasional mendesak Israel segera menghentikan segala aktivitas pembangunan ilegal di Yerusalem timur dan wilayah lain.

"Kami ingin DK PBB segera bekerja menghentikan gelombang baru pemukiman Israel yang telah disetujui pemerintah Israel," ujar Presiden Palestina Mahmoud Abbas saat berbicara di sidang DK, Senin, dikutip dari Anadolu

Sumber ketegangan lain adalah tempat suci di Yerusalem, yakni Masjid Al-Aqsa dan  Bait Allah (Temple Mount) yang dianggap suci penganut Yahudi. Netanyahu telah berulang kali berjanji status quo terhadap tempat suci di Yerusalem tidak akan berubah. Masalah tersebut juga diharapkan akan didiskusikan dalam rapat.

Sejak berakhirnya perang Gaza pada Agustus, ketegangan terus meningkat di bagian timur atau di wilayah Arab di Yerusalem. Hampir setiap malam terjadi bentrokan antara pasukan keamanan Israel dan warga Palestina. Warga Palestina melawan dengan lemparan batu dan bom molotov.

Kemarahan warga Palestina disebabkan meningkatnya jumlah pengunjung Yahudi Ortodoks, termasuk politisi ke kompleks Kubah Batu dan Masjid Al-Aqsa yang merupakan tempat suci ketiga bagi umat Islam.

DK PBB sangat jarang bisa mencapai konsensus saat membahas mengenai konflik Israel-Palestina. Sebab AS sebagai sekutu dekat Israel merupakan pemegang hak veto. AS biasanya menghalangi langkah DK yang dianggap kritis terhadap Israel.

Palestina telah membuat rancangan resolusi dewan yang isinya desakan agar Israel menghentikan penjajahannya pada November 2016. Rancangan resolusi itu telah dibagikan pada negara Arab dan beberapa anggota dewan.

Namun, dewan belum merespons rancangan tersebut. Upaya Yordania dan anggota dewan Eropa untuk mendapatkan resolusi dewan pada perang Gaza terbaru juga telah menemui jalan buntu.

sumber : ap/reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement