REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) terus berlanjut.
Guna menghambat pergerakan ISIS, Pemerintah Amerika Serikat mengaku telah melakukan banyak hal, di antaranya menggelontorkan uang mencapai miliaran untuk mendukung aksi kemanusiaan bagi masyarakat Irak dan Suriah
“Selain itu, yang paling penting adalah mencegah mereka melakukan perekrutan kepada generasi muda,” kata Utusan Khusus Menteri Luar Negeri Amerika negeri untuk Komunitas Islam Shaarik Zafar dalam wawancara ekslusif dengan ROL pada Rabu (29/10).
Diakuinya, yang paling sulit dalam upaya menghambat pergerakan ISIS adalah melawan ideologi mereka. Makanya, tugas menghalau ideologi ISIS bukan hanya menjadi tugas pemerintah. Tapi juga butuh kerja sama dengan para pemuka agama, kaum ibu, keluarga dan masyarakat. merekalah yang menurut Shaarik harus lebih keras berbicara soal penangkalan gerakan ISIS.
Terorismem kata Shaarik, merupakan salah satu aspek yang difokuskan. Tapi yang juga tak boleh luput dari perhatian adalah membangun kewirausahaan, menciptakan lapangan kerja bagi pemuda dan fokus pada isu lingkungan hidup.
Dalam upaya tersebut, ia menilai Indonesia sebagai pemimpin dunia Islam, bukan hanya di ranah regional tapi juga di kancah global. Ia bercerita, bahwa mantan Presiden SBY pernah mengundangnya dalam sebuah peresmian komunitas Muslim di Amerika, dan ketika diberi kesempatan untuk bicara, dia menampaikan dua pesan, yakni kemitraan Indonesia-Amerika perlu lebih diperkuat, serta ia menginginkan agar rakyat Amerika lebih mengenal Indonesia.