Sabtu 01 Nov 2014 17:52 WIB

30 Warga Sipil Diungsikan dari Pangkalan Udara Rubkona, Sudan Selatan

Peta wilayah Sudan Selatan
Foto: IST
Peta wilayah Sudan Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS) telah mengungsikan 30 warga sipil dari pangkalan udara Rubkona pada Kamis (30/10), kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric kepada pers, Jumat.

Dalam satu taklimat harian, Dujarric mengatakan UNMISS telah membawa warga sipil tersebut ke tempat perlindungan di kompleks PBB.

Seorang warga sipil tewas dan delapan orang lagi cedera sepanjang pekan ini, di tengah gelombang baru kerusuhan di dua kota kecil di bagian utara negeri itu, kata Dujarric.

Masih pada Kamis, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dengan keras mengutuk berlanjutnya permusuhan antara Tentara Pembebasan Rakyat Sudan (SPLA) dan pasukan oposisi di Kota Kecil Bentiu dan Rubkona, yang berada di Negara Bagian Unity.

Ban juga mendesak kedua pihak agar segera menghentikan semua operasi militer dan melindungi warga sipil sejalan dengan hukum kemanusiaan internasional.

"Berlanjutnya permusuhan adalah pelanggaran serius atas Kesepakatan Dihentikannya Permusuhan dan merusak upaya IGAD (Lembaga Antar-Pemerintah mengenai Pembangunan) yang sedang berlangsung guna menemukan penyelesaian politik bagi konflik di Sudan Selatan," kata pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicara Ban.

Pertikaian politik antara Presiden Sudan Selatan Salva Kiir dan mantan wakilnya, Riek Machar, meletus pada pertengahan Desember 2013 dan selanjutnya bergolak menjadi konflik berskala penuh yang telah membuat hampir 100.000 warga sipil menyelamatkan diri ke berbagai pangkalan UNMISS di seluruh negeri tersebut.

Sekretaris Jenderal PBB mendesak kedua pihak agar "ikut secara konstruktif dalam perundingan politik yang berlangsung di Addis Ababa, Ethiopia, dan mencapai kesepakatan segera mengenai pengaturan peralihan yang menyeluruh dan melibatkan banyak pihak".

Selama beberapa bulan belakangan, Sudan Selatan telah mengalami beberapa babak kerusuhan, termasuk satu peristiwa saat pangkalan PBB di Bentiu diserang, sehingga melukai seorang anak kecil. Sebanyak 49.000 warga sipil berada dalam perlindungan UNMISS di Bentiu.

Misi PBB tersebut menyatakan pertempuran berkecamuk terus pada Kamis (30/10) di Bentiu dan Rubkona, dan bentrokan kembali dilaporkan di dekat kompleks perlindungan UNMISS.

Pada Ahad (26/10), lebih dari 60 warga sipil cedera, setelah pertempuran meletus di satu lokasi perlindungan warga sipil di dekat Rumah PBB di pinggiran Juba, Ibu Kota Sudan Selatan.

UNMISS melaporkan empat di antara warga sipil yang cedera itu berada dalam kondisi serius, sedangkan dua polisi PBB yang bersenjata menderita luka ringan dalam huru-hara tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement