Selasa 04 Nov 2014 14:39 WIB

Queensland Kehabisan Dana Atasi Wabah Koloni Kelelawar

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Dewan Kota Queensland mengancam akan menghentikan kegiatan pembersihan koloni kelelawar dari kawasan permukiman masyarakat. Alasannya jelas, mereka tidak lagi memiliki dana.

Pekan lalu, Dewan Kota Queensland melakukan pemungutan suara untuk melobi pemerintah negara bagian untuk memberikan dukungan dana untuk pembersihan koloni kelewar. Selain suara bising,  koloni kelelawar ini juga menimbulkan bau dari kotorannya sehingga mengganggu warga.

Dewan mengatakan, pihaknya sudah menghabiskan ribuan dolar untuk upaya yang sia-sia untuk menyingkirkan kelelawar-kelelawar itu. Namun hewan ini tetap kembali berdatangan ke kota dengan jumlah yang lebih banyak, mencari makanan dan mencari air selama musim kemarau.
 
Dewan Kota Charters Towers telah menggelontorkan uang hampir $80 ribu tahun lalu untuk menyewa helikopter, mesin pengasap dan meiam air untuk mencoba mengusir kelelawar tersebut.
 
Wali Kota  Frank Beveridge mengatakan keuangan mereka semakin menipis. "Tentu saja kami ingin melihat uang itu digunakan untuk layanan bagi masyarakat bukan untuk kelelawar, " katanya baru-baru ini.
 
"Setiap dewan kota dibuat pusing oleh masalah kelelawar ini, karenanya kami berharap ada bantuan dari pemerintah negara bagian," tambahnya.
 
Sejumlah dewan kota lain mendukung  anggota parlemen dari Partai Katter Australia dari Dalrymple, Shane Knuth, yang mendesak bantuan dana dari negara bagian.
 
"Kelelawar saat ini sudah mewabah, populasi mereka terus bertambag dan hanya ada sedikit bantuan yang tersedia," katanya.
 
Pemerintah negara bagian belum menanggapi desakan ini. Namun Beveridge mengatakan masalah hama kelelawar ini akan terus menjadi isu yang berlanjut.
 
Sementara itu aktifis lingkungan pegiat pelestarian kelelawar, Liz Downes mengatakan mayoritas upaya pemusnahan kelelawar memakan biaya besar dan hasilnya tidak bertahan lama.
 
Meski demikian, dewan-dewan kota menurutnya harus menggunakan dana yang ada untuk mencari cara alternatif agar warga bisa hidup berdampingan dengan satwa tersebut. "Mereka satwa khas lokal dan sudah ada di kawasan ini selama ribuan tahun, jadi tentu saja kita tidak bisa menyingkirkan mereka," ujar Downes.
 
"Berusaha untuk menyingkirkan mereka agar pergi ke tempat lain, maka kelelawar itu akan kembali atau mereka hanya akan berpindah ke tempat lain," tegasnya.
 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement