Kamis 06 Nov 2014 13:17 WIB

Baju Wali Kota Hobart Miliki Nilai Sejarah, Harganya Ditaksir Rp 1 M

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, HOBART -- Saat dilantik menjadi Wali Kota Hobart di negara bagian Tasmania baru-baru ini, Sue Hickey menggenakan pakaian dengan nilai sejarah tinggi. Baju ini ditaksir nilainya bisa mencapai lebih dari Rp 1 miliar.

Baju tersebut berjenis jubah panjang berwarna hitam, dengan sentuhan bordiran emas. Baju yang sama pernah digunakan oleh Wali Kota Hobart perempuan pertama, Doone Kennedy, di tahun 1996.

Mungkin baju ini bukanlah baju yang sudah berusia ratusan tahun, masih bisa terbilang 'baru', tetapi hal-hal yang berkaitan dengan momen penting di Australia kerap dianggap bersejarah. "Saya merasa ini sangat spesial dan juga merasa kalau dia [Kennedy] mengawasi saya," ujar Hickey baru-baru ini.

Upacara pelantikan dengan menggunakan pakaian ini tentu membuat dirinya bangga, meski ia tidak menggenakan seluruh baju yang pernah dipakai Kennedy tersebut.

"Sebenarnya kalau secara lengkap, baju ini memiliki topi ala bajak laut, tetapi saya tidak memakai topi juga renda-rendanya," ujarnya.

Menurutnya pakaiannya ini sangat indah, sudah cukup lama, dengan tangan panjang dan hiasan emas di bagian lehernya. "Pakaian yang memiliki banyak detail," ujar Hickey.

Menurutnya juga baju ini tidak hanya memiliki sejarah penting, tetapi dianggap berharga karena desainnya dan karenanya para wali kota perempuan hanya menggunakannya ke acara-acara khusus.

ABC Hobart, Fred Hooper." src="http://www.radioaustralia.net.au/sites/default/files/images/2014/11/6/5867914-3x2-940x627169.jpg" alt="Detail bordiran emas pada pakaian. Foto: 936 ABC Hobart, Fred Hooper." width="414" height="260" />

Sebelum digunakan oleh Hickey, baju ini tentunya sudah dicuci dengan menggunakan jasa cuci pakaian khusus.

Untuk proses pencucian pun tidak dilakukan sembarangan, tetapi menggunakan teknik khusus tanpa banyak menggunakan bahan kimia, juga tanpa menggunakan mesin melainkan dengan tangan.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement