REPUBLIKA.CO.ID, OUAGADOUDOU -- Perundingan dengan pihak mediasi pada Rabu kemarin dilakukan karena Internasional sudah menekan Letkol Isaac Zida untuk segera mengembalikan negara pada pemerintahan sipil.
Dilansir dari AFP, Kamis (6/11) perundingan tersebut diakui Zida berjalan sangat baik. Pihaknya berharap seluruh tim akan mampu menemukan solusi agar pemerintahan transisi berada di pihak sipil.
Tekanan internasional memang sangat kuat, bahkan Uni Afrika mengancam akan mengenakan sanksi dan Kanada akan menarik bantuan jika pemerintahan transisi tidak dipegang oleh sipil.
Zida berjanji pada masyrakat akan mengembalikan kekuasaan sipil dalam waktu dua pekan."Jika semua orang setuju, tidak ada alasan untuk menunda pemerintahan transisi dalam dua pekan kedepan," ujar Zida.
Mantan Perdana Menteri Roch Marc Christian Kabore mengatakan siapa pun yang akan memimpin Burkina Faso haruslah sosok yang berasal dari masyrakat sipil ketimbang politisi ataupun militer.
"Sudah jelas, kita harus memilih seseorang yang tidak berafiliasi dengan politik, sehingga transisi tidak menjadi bias," ujar dia.
Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan pihaknya akan mengevakuasi Compaore agar tidka terjadi pertumpahan darah. Saat ini Comppaore dan istrinya tinggal di sebuah rumah pemerintah di Yamoussoukro, ibukota Pantai Gading.