Kamis 06 Nov 2014 19:53 WIB

Queensland Simulasi Penanganan Pasien Ebola

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Petugas kesehatan Queensland melakukan simulasi kesiapsiagaan menghadapi Ebola dengan melakukan uji coba kemampuan memindahkan pasien Ebola ke Brisbane. Kepala Departemen Kesehatan Queensland, Jeannette Young mengklaim simulasi yang mereka lakukan berjalan sukses.

"Kami melakukan pelatihan atau simulasi yang akhirnya kami berhasil memindahkan seorang pasien yang datang dari Roma yang mengaku menderita gejala Ebola,” katanya baru-baru ini.
 
"Kami memindahkan mereka dari Roma ke bangsa penyakit infeksi di Rumah sakit Royal Brisbane dan Rumah Sakit Ibu Brisbane.
 
"Ini hanya latihan saja – petugas yang terlibat saling berbagi peran, dan tentu saja kita tidak sedang menangani pasien yang menderita gejala Ebola,” katanya. Sejumlah orang dari berbagai lembaga ikut terlibat dalam pelatihan ini. 
 
Dr Young mengatakan otoritas kesehatan Queensland saat ini meyakini mereka mampu memindahkan pasien dari wilayah mana saja di Queensland ke bangsal isolasi di Brisbane dalam jangka waktu 12 hingga 18 jam. "Saya selalu beranggapan simulasi kesiapsiagaan penanganan ebola semacam ini perlu dilakukan, dan kami sangat senang akhirnya memang bisa melakukan pelatihan tersebut,”
 
"Saya perlu mengetahui bagaimana pesawat datang dan bagaimana caranya memasukan dan mengeluarkan pasien dari pesawat kemudian memasukannya ke ambulans masih dalam tabung isolasi hingga pasien sampai di bangsa isolasi penyakit menular,”
 
"Seluruh prosedur yang diperlukan berhasil dilakukan sesuai rencana, para petugas yang terlibat juga tidak mengalami kesulitan selama proses simulasi berlangsung,’
 
Dr Young mengatakan hanya pasien yang masih pada tahap awal terinfeksi ebola saya yang bisa dipindahkan.
 
Sementara itu komunitas warga Sierra Leone di Queensland mendesak pemerintah federal Australia untuk memperpanjang visa bagi mahasiswa asing yang saat ini sedang belajar di Australia.
 
Juru bicaa komunitas tersebut, Aiah Thomas, mengatakan Sierra Leone saat ini masih sedang dilanda Ebola dan sangat tidak manusiawi untuk memulangkan mereka kembali ke zona yang terinfeksi. "Visa mereka telah habis, mereka telah menyelesaikan studinya dan mereka diwajibkan untuk kembali ke rumah - apa yang akan terjadi pada mereka" katanya.
 
"Jika kita tidak percaya diri untuk mengirimkan sukarelawan ke Sierra Leone dan Liberia dan Papua Nugini untuk membantu mengatasi Ebola, lalu kenapa kita percaya diri untuk memaksa mereka kembali ke rumah?"
 
Kemarin, Perdana Menteri Tony Abbott menegaskan Pemerintah Australia akan membantu staf di pusat perawatan Ebola Sierra Leone dan berkomitmen menggelontorkan dana hingga $20 juta untuk lembaga tersebut.
 
 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement