REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Sebuah laporan Pemerintah Irak menyatakan, pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi diduga tewas dalam serangan udara oleh Pasukan Koalisi Amerika Serikat pada akhir pekan lalu di dekat Mosul, Irak. Namun, hal ini tidak lantas meredupkan kemampuan tempur pasukan ISIS.
"ISIS akan terus bekerja dan pemimpin pengganti al-Baghdadi akan tampil," kata Mantan Mayjen militer Amerika Serikat, James Marks, sebagaimana dilansir CNN (11/11).
James mengatakan pimpinan ISIS berasal dari kalangan militer Saddam Husein. Menurut James, mereka secara konvensional terlatih dan merupakan pemimpin terkemuka. Hal yang wajar jika kemudian al-Baghdadi atau Dewan Syuro ISIS membuat skenario jangka panjang untuk menjaga keberlanjutan pimpinan ISIS pasca-kematian al-Baghdadi.
"ISIS memiliki alur suksesi kepemimpinan yang jelas," kata Lauren Squires dari Institut Studi Masalah Perang. Lauren menambahkan, lagipula, ISIS adalah organisasi yang rapi.
Al-Baghdadi sendiri memiliki Dewan Penasihat serta dua orang deputi, yakni Abu Muslim al-Turkmani, yang bertugas mengawasi misi-misi ISIS di Irak, dan Abu Ali al-Anbari, yang bertanggung jawab dalam operasi militer ISIS di Suriah.
Konsorsium Riset dan Analisis Terorisme menyatakan, kedua orang pucuk pimpinan ini merupakan veteran militer Irak pada masa kekuasaan Saddam Husein lalu.
"Mereka yang sebelumnya merupakan militer pendukung Saddam Hussein pasti brutal karena rezim Saddam Hussein pun sangat brutal," kata Peter Neummann dari King's College.
Sebagian pakar juga mengingatkan perihal urgensi Dewan Syuro dalam pemilihan pimpinan ISIS pengganti al-Baghdadi. Bahkan, Lauren Squires mengatakan, Dewan Syuro lebih berpengaruh ketimbang al-Baghdadi dalam lingkup internal ISIS.
"Tanpa kekerasan, Dewan Syuro ISIS bisa saja menghentikan langkah al-Baghdadi," kata Lauren.
Adapun nama yang diisukan sebagai pengganti al-Baghdadi adalah Kepala Juru Bicara ISIS di Suriah, Abu Muhammad al-Adnani. Pada September lalu, al-Adnani tercatat menyerukan seluruh pendukung ISIS untuk melancarkan serangan tunggal.
Ikuti Whatsapp Channel Republika