REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat telah menyatakan keprihatinan atas keputusan pemerintah Isarel untuk membangun 200 rumah di daerah Yahudi, Yerusalem Timur. Langkah ini mendorong hubungan Israel dan Palestina semakin menegang.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Jen Psaki mengatakan pihaknya prihatin dengan keputusan ini.
"Mengingat ketegangan di Yerusalem, Amerika Serikat menegaskan posisinya menentang pembangunan konstruksi di Yerusalem Timur," ujar dia di Washington Dilansir dari Alarabiya.
Menurutnya keputusan Israel ini berpotensi memperburuk situasi di lapangan. Pengumuman ini terjadi beberapa jam sebelum Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dijadwalkan berkunjung ke Yordania untuk membahas masalah Palestina-Israel.
Juru Bicara Pemerintah Yerusalem Timur, Brachie Sprung mengatakan seluruh pejabat telah menyetujui pembangunan 200 rumah di daerah Ramat. Menurutnya persetujuan ini merupakan tahap awal proses perencanaan. Sedangkan tahap konstruksi akan dilakukan setahun lagi.
Dia juga mengatakan para pejabat kota telah menyetujui tambahan 174 rumah yang akan dibangun di lingkungan arab. Pembangunan pemukiman ini akan berdampak bertambah buruknya hubungan diplomatik dengan negara sekitar.