REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) punya pertimbangan khusus memperkenalkan mata uang mereka, dinar. Selain untuk mengontrol wilayah yang didudukinya, mata uang ISIS dimaksudkan agar umat Islam dapat melepaskan diri dari sistem moneter tirani.
“Meski tidak ada yang mengakui, mata uang ini akan bekerja dengan sendiri. Jika mereka ingin memberi telur dengan koin baru, maka mereka akan melakukannya. Namun, bisnis nyata akan berjalan dengan uang sungguhan,” kata salah seorang anggota ISIS, seperti dilansir Onislam, Ahad (17/11).
ISIS membagi mata uangnya menjadi tiga kategori, yakni dinar, dirham, dan fils dengan nominal 1, 5, dan 10. Nilai tertinggi mata uang ISIS setara 694 dolar AS per dinar. Mata uang itu menampilkan ikon peradaban Islam, seperti Al Aqsa, peta dunia, tujuh tangkai gandum.
Soal mata uang itu, pakar ekonomi Steven H Hanke mempertanyakan darimana ISIS mendapatkan emas dan tembaga. Tapi melihat dari bahan baku itu, memperlihatkan kelompok ini sangat tergantung bahan tambang.