REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris David Cameron Ahad (16/11) mengatakan dia "bergidik" setelah kelompok haris keras Negara Islam (IS) mengaku telah mengeksekusi pekerja bantuan Amerika Serikat Peter Kassig, yang dikenal sebagai Abdul-Rahman setelah
masuk Islam.
"Saya ngeri dengan pembunuhan berdarah dingin atas Abdul-Rahman Kassig," kata Cameron menulis di Twitter. "Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) telah kembali menunjukkan kebobrokan mereka. Pikiran saya adalah dengan keluarga korban."
Video IS, yang sedang diperiksa oleh para pejabat intelijen AS dan Kantor Luar Negeri Inggris, juga menunjukkan pemenggalan simultan mengerikan setidaknya terhadap 18 orang yang digambarkan sebagai personil militer Suriah, yang terbaru dalam serangkaian massa eksekusi yang dilakukan oleh IS.
Cameron menyebut Kassig seorang pekerja kemanusiaan tanpa pamrih yang telah pergi ke kawasan itu untuk membantu. Ia juga mengatakan bahwa pembunuhan itu diasumsikan menggarisbawahi ketercelaan yang sangat mendalam para teroris itu yang dipersiapkan untuk pergi
Pemerintah Inggris sementara itu mengatakan pihaknya mengamati laporan surat kabar yang melaporkan bahwa "Jihad John", seorang pria beraksen Inggris yang muncul dalam video sebelumnya yang menunjukkan pembunuhan terhadap dua wartawan AS dan dua pekerja bantuan Inggris, telah terluka dalam serangan udara pimpinan AS pekan lalu.