Senin 17 Nov 2014 20:37 WIB

Akhirnya, Australia dan China Teken Kesepakatan Perdagangan Bebas

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pemerintah Federal Australia telah mengumumkan secara resmi bahwa pihaknya telah menandatangani kesepakatan perdagangan bebas dengan China. Kerja sama itu penghapusan tarif pada produk susu, daging sapi, makanan laut, minuman anggur, buah-buahan, dan sayuran.

Penandatanganan deklarasi kesepatanan dilakukan Menteri Perdagangan Australia, Andrew Robb, dan Menteri Perdagangan China, Gao Hucheng, Senin (17/11).

Menteri Andrew mengatakan, kesepakatan ini sejajar dengan perjanjian serupa antara Selandia Baru dan China di tahun 2008, dan bagi sektor pengolahan susu, perdagangan bebas ini justru lebih baik. Skema perdagangan bebas ini meliputi ketentuan untuk menegosiasikan ulang isu-isu yang belum terselesaikan, seperti kesepakatan pada perdagangan beras dan gula, dalam waktu tiga tahun. Ulasan tersebut juga akan mempertimbangkan apakah Australia bisa memperlonggar aturan investasi asing bagi badan usaha milik China.

Dalam 4 tahun, 93% ekspor Australia akan memasuki pasar China yang bebas tarif. Kebanyakan produk susu dari Australia tak akan kena surat jaminan, yang saat ini berlaku bagi ekspor produk susu Selandia Baru ke China.

Surat jaminan ini memastikan bahwa ketika kuota telah dicapai, tarif kembali diberlakukan. Satu-satunya produk yang diharapkan kena surat jaminan adalah susu bubuk-full cream. Pelaku industri pengolahan susu telah berusaha keras melobi agar kesepakatan perdagangan bebas dengan China ini bisa berlaku sebaik, jika tak bisa lebih baik dari, Selandia Baru.

Ketua Dewan Industri Pengolahan Susu Australia, Noel Campbell, mengutarakan, industri yang dipimpinnya siap merayakan kesepakatan ini. "Dengan segala manfaat dan masalah yang menyertainya, dengan melihat tarif dan jaminan perlindungan, kami percaya bahwa kami mendapatkan apa yang kami mau," ujarnya.

Noel mengutarakan, sehubungan dengan jaminan perlindungan, Australia memiliki kesepakatan yang lebih baik ketimbang Selandia Baru. Tapi ia juga menunjukkan bahwa kesepakatan ini tidak unggul dalam segala hal. "Sehubungan dengan beberapa tarif, saya pikir masa berlaku mereka masih cukup lama, tapi secara keseluruhan, kami sangat senang," ungkapnya.

Kepala regional dari sektor agrobisnis di Bank Australia Nasional-Asia, Patrick Vizzone, setuju bahwa kesepakatan ini akan sejajar dengan yang dimiliki Selandia Baru, tetapi ia menunjukkan bahwa jaminan perlindungan tak merisuakan para eksportir di sana. "Jika Anda memikirkan ketika FTA di Selandia Baru mulai berlaku pada tahun 2008, 10 persen ekspor Selandia Baru pergi ke China. Tahun lalu, jumlahnya 45%. Jadi jelas, jaminan perlindungan tidak memainkan peran utama dan perdagangan antara Selandia Baru dan China telah berkembang selama waktu itu," jelas Patrick.

Sebagai bagian dari kesepakatan 18 milyar dolar, tarif pada ekspor produk susu Australia akan dihapus dalam waktu empat sampai 11 tahun, dan tarif 15% pada susu formula bayi akan dihapus lebih dari empat tahun.

Ekspor susu bubuk akan bebas tarif dalam waktu empat tahun. Tarif daging sapi yang sebesar 12-25% akan dihapus lebih dari sembilan tahun. Ekspor daging sapi Australia ke China saat ini senilai 722 juta dolar.

Sementara itu, tarif 23% pada ekspor daging domba dan kambing Australia, yang senilai 385 juta dolar, akan dihapus lebih dari delapan tahun. Ekspor ternak hidup, yang bernilai 136 juta dolar, akan mengalami pemotongan tarif sebesar 5% selama periode itu pula.

Hortikultura adalah pihak lainnya yang diuntungkan dari perdagangan bebas ini, dengan seluruh tarif akan dieliminasi dalam waktu empat tahun. Hal yang sama juga akan berlaku untuk berbagai makanan laut, termasuk abalone, lobster batu, udang, kerang dan tiram.

Awalnya, setidaknya, tidak akan ada kesepakatan pada ekspor gula atau beras. Perdagangan bebas ini kemungkinan juga dilakukan untuk menyenangkan sebagian besar industri pertambangan dan sumber daya Australia.

Semua tarif yang tersisa pada komoditas mineral seperti alumina, seng, nikel, tembaga dan uranium, akan dihilangkan. Tarif batubara kokas senilai 3% diharapkan akan segera dihapus dan tarif 6% pada batubara termal seharusnya dihapus dalam waktu dua tahun.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement