Kamis 20 Nov 2014 09:52 WIB

Krisis Sanitasi Jadi Pusat Perhatian PBB di Hari Toilet Sedunia

Rep: c78/ Red: Esthi Maharani
  Sanitasi buruk (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Sanitasi buruk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Memperingati Hari Toilet Sedunia yang jatuh pada 19 November kemarin, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memasang balon raksasa berbentuk toilet di luar markas PBB di New York.

Organisasi tersebut berusaha menarik perhatian masyarakat tentang krisis sanitasi dunia, dimana sekitar 2,5 miliar orang kekurangan layanan sanitasi bersih. Selain itu, sebanyak satu miliar orang atau satu dari setiap tujuh orang di dunia masih buang air besar di tempat terbuka.

“Kita punya kewajiban moral untuk mengakhiri buang air secara terbuka,” kata Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.

Terlebih bagi perempuan, buang air di tempat terbuka beresiko, misalnya resiko mendapat serangan atau bahkan diperkosa karena mereka harus pergi ke ladang untuk membuang hajat setelah hari gelap.

Isu tersebut telah dibahas pada pembahasan tingkat tinggi dalam beberapa bulan ini, termasuk oleh perdana menteri India dalam pidatonya di sebuah konser disela-sela Sidang Umum Majelis Umum PBB pada September lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement