Selasa 02 Dec 2014 08:16 WIB

Hong Kong: Pengunjuk Rasa Jangan Kembali Lagi

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Winda Destiana Putri
Polisi Hongkong saat menangkap demonstran.
Foto: AP
Polisi Hongkong saat menangkap demonstran.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Kepala Eksekutif Hong Kong, CY Leung memperingatkan aktifis dan para pengunjuk rasa pro demokrasi untuk tidak kembali ke jalanan, Selasa (2/12). Bentrokan kembali pecah beberapa waktu lalu antara mereka dengan polisi.

Polisi menggunakan gas air mata, beton dan meriam air untuk memukul mundur pengunjuk rasa dari jalan Lung Wo di distrik Admiralty. Kantor pemerintah terpaksa tidak beroperasi pada Senin.

"Mulai hari ini, polisi akan mengambil langkah resolusi dalam menjalankan tugas mereka. Saya menyeru semua mahasiswa untuk mundur dari okupasi wilayah dan tidak melakukannya lagi," kata Leung.

Sementara, pemimpin mahasiswa Joshua Wong mengumumkan bahwa ia dan dua orang lain akan melakukan aksi mogok makan. Ia berharap bisa melakukan pembicaraan baru dengan pemerintah Hong Kong.

"Hidup di zaman yang bermasalah, maka kita punya tugas. Hari ini kami akan membayarnya," kata dia dalam pernyataan, dikutip BBC. Para pemimpin mahasiswa gagal mencapai kesepakatan dalam pembicaraan dengan para negosiator pemerintah pada Oktober.

Mereka berharap bisa kembali bernegosiasi hingga mencapai titik temu. Sementara para pengamat memperkirakan akan ada bentrokan selanjutnya karena pemerintah kurang berkompromi.

"Sejarah mengatakan protes damai akan menjadi radikal dan berunsur kekerasan ketika pemerintah menolak masalah politik atau merespon dengan tekanan juga kekerasan," kata ahli hukum dari Universitas Kota Hong Kong, Surya Deva.

Pemerintah akan meluncurkan konsultasi publik babak kedua dengan agenda bagaimana pemimpin Hong Kong selanjutnya dipilih. Ahli dari Hong Kong Baptist University, Michael DeGolyer mengatakan ini adalah kesempatan.

"Jika konsultasi lebih mementingkan pendapat masyarakat, maka ini bisa mantap," kata dia. Namun, dokumen konsultasi yang kaku akan membuatkan tidak sesuai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement