REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Jumlah korban tewas dalam epidemi Ebola meningkat menjadi 6.388 kematian dari 17.942 kasus pada 7 Desember, yang penyebarannya didorong terutama oleh infeksi baru di Sierra Leone, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rabu (10/12).
Sierra Leone, bekas jajahan Inggris, melaporkan 397 kasus baru dalam sepekan terakhir dan dikonfirmasi pada 7 Desember, tiga kali gabungan total di dua pusat lain dari penyakit itu, Guinea dan Liberia, badan kesehatan PBB mengatakan dalam update terbaru.
Seorang pejabat senior PBB Selasa mengatakan, banyak petugas kesehatan asing diperlukan untuk membantu mengatasi epidemi Ebola, yang menyebar cepat di bagian barat Sierra Leone dan di dalam hutan pedalaman Guinea.
Korban tewas akibat wabah Ebola di Afrika Barat telah meningkat menjadi 6.331 di tiga negara yang paling parah, dengan Sierra Leone menyalip Liberia sebagai negara dengan jumlah tertinggi kasus ini, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Kita tahu wabah masih menyala kuat di Sierra Leone Barat dan beberapa bagian di pedalaman Guinea. Kita tidak bisa beristirahat, kita harus masih bekerja," kata David Nabarro, utusan PBB khusus Ebola.
Makin banyak pusat pengobatan dibuka di Sierra Leone, tetapi mereka perlu tambahan staf yang terlatih, katanya dalam konferensi pers.
"Kami belum memiliki jumlah penuh pengobatan yang berfungsi pusat dan tempat-tempat di mana orang-orang yang sakit dapat dijauhkan