Kamis 11 Dec 2014 11:16 WIB

Mahasiswa Hobart Buat Ranjang Murah untuk Bantu Pasien Ebola

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, HOBART -- Beberapa mahasiswa yang tinggal di Hobart (Tasmania) telah membuat ranjang murah yang akan dikirim ke Afrika Barat. Hasil pekerjaan mahasiswa ini diperuntukkan guna membantu para petugas kesehatan yang terus berusaha memerangi penyebaran virus Ebola.

Hamish Cowie, Lincoln Williams dan Alexander Stephens adalah tiga mahasiswa di balik rancangan tersebut. Mereka berharap apa yang buat bisa membantu, di saat mereka terus melanjutkan pendidikan di bidang geologi, bisnis dan hukum.

Ranjang ini dibuat dari corflute, bahan lebih tebal yang biasanya digunakan untuk membuat plang iklan penjualan rumah di Australia. Dari situ, para mahasiswa ini kemudian berpikir mengenai ranjang yang bisa dibuang setelah dipakai. "Jadi kami berpikir mengapa kami tidak bisa membuat ranjang sementara yang terbuat dari bahan kertas." kata salah seorang diantara mereka, Hamish Cowie  kepada radio 936 ABC Hobart baru-baru ini.

"Kami merancang ranjang ini sebagai tanggapan akan wabah Ebola dimana LSM di sana mengatakan begitu besarnya kekurangan ranjang di sana."

Ranjang ini bisa dipasang dalam waktu lima menit dan dibuat dari bahan corflute. (Kiriman: Improve Design Supply)

Cowie mengatakan mereka merancang ranjang untuk kepentingan medis yang  bisa dibuang setelah digunakan, yang harganya murah, dan memiliki dampak lingkungan lebih kecil dibandingkan penggunaan ranjang konvensional biasa yang tersedia di rumah sakit.

"Idenya adalah membuat ranjang yang senyaman mungkin bagi penggunanya dan bahannya juga tersedia di sana." kata Cowie.

Ranjang ini bisa dilipat dan di tengahnya dimasukkan penyanggah dalam bentuk petak-petak guna memperkuat, sebelum dilapisi dengan kasur di atasnya.

Menurut salah seorang perancang lainnya, Lincoln Williams, biaya untuk membuat satu ranjang adalah sekitar $ 30 (sekitar Rp 300 ribu), yang akan dibuat di China sebelum dikirim ke Afrika.

Isaiah Lahai, salah seorang warga asal Sierra Leone yang sekarang tinggal di Hobart, yang memiliki beberapa anggota keluarga yang terkena Ebola, memuji apa yang  dilakukan para mahasiswa.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para mahasiswa yang menyediakan waktu mereka guna membantu memerangi Ebola di Afrika Barat." kata Lahai.

"BIla kita bisa melakukan sesuatu dari sekarang sampai akhir Desember, bila kita bisa mengumpulkan dana, dan melakukan pengiriman barang bulan Januari atau Februari, ini akan sangat membantu." katanya.

Lahai mengatakan ranjang ini tidak akan diirim ke Sierra Leone tetapi juga ke negeri tetangga seperti Liberia dan Guinea.

"Kita harus membantu mereka, memberikan bantuan kepada mereka agar proyek yang unik ini sukses." tambahnya.

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement