REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pemerintah Australia mengatakan sebuah pusat pengobatan pasien Ebola di Sieera Leone yang pembangunannya didanai oleh pemerintah Australia akan diresmikan penggunaanya Sabtu (13/12) malam.
Dalam pernyataannya, Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop mengatakan Australia saat ini akan mengelola pusat pengobatan menyusul telah rampungnya pembangunan fasilitas tersebut oleh Inggris. "Pasien akan dirujuk ke pusat ini sesuai dengan prosedur terbaik yang akan dilengkapi dengan lima ruangan untuk pasien," kata Bishop.
"Pengoperasian fasilitas ini akan secara bertahap ditingkatkan hingga nantinya mampu merawat 100 orang pasien dibawah mekanisme pengelolaan yang ketat untuk memastikan prosedur pengawasan infeksi dilakukan secara efektif dan oleh staf terlatih serta prosedur keamanan diberlakukan dengan baik," paparnya.
Perdana Menteri Tony Abbott mengumumkan komitmen bantuan Australia sebesar $20 juta untuk pembangunan pusat perawatan pasien Ebola ini bulan lalu, menyusul kritik yang menyebutkan pemerintah Australia tidak berbuat banyak untuk merespon krisis kemanusiaan berupa wabah Ebola yang melanda Liberia.
Bishop mengatakan Australia nantinya akan meningkatkan dukungannya atas keberadaan fasilitas ini, dan meningkatkan bantuan untuk fasilitas ini hingga sebesar $25 juta. "Saya menyambut kontribusi Selandia Baru untuk pembangunan fasilitas ini sebesar $2 juta Selandia Baru. Total kontribusi Australia sendiri dalam merespon wabah Ebola mencapai $45 juta " katanya.
Total ada 6,583 orang yang tewas akibat wabah penyakit menular di Guinea, Sierra Leone dan Liberia. Sierra Leone tercatat sebagai wilayah dengan jumlah kematian tertinggi akibat virus mematikan Ebola, tercatat saat ini ada lebih dari 1.319 orang pasien baru yang terinfeksi virus ini hanya dalam kurun waktu 3 pekan saja.
"Rata-rata kasus penyebaran virus Ebola sangat tinggi di Sierra Leone, terutama di daerah Freetown, dimana telah didirikan rumah sakit lapangan Hastings yang khusus merawat pasien Ebola, " kata Ms Bishop.
"Pengobatan dan kapasitas isolasi terus menjadi komponen penting dari respon internasional."
Selandia Baru akan menyediakan hingga 24 personel klinis untuk bekerja di pusat perawatan Ebola tersebut. Untuk sementara fasilitas ini dikelola oleh kelompok pertama dari staf klinis Australia, bersama personel terlatih Sierra LeFasilione. Kelompok kedua Australia akan berangkat ke Sierra Leone pada akhir pekan ini.
Pemerintah menyarankan warga Australia untuk mempertimbangkan kembali kebutuhan mereka untuk perjalanan ke Guinea, Sierra Leone dan Liberia.
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement