REPUBLIKA.CO.ID, KINSHASA -- Pihak berwenang Republik Demokratik Kongo mengumumkan sedikitnya 129 orang telah tewas menyusul tenggelamnya kapal di bagian utara Provinsi Katanga, dekat Kota Kalemie pada Kamis (11/12) malam waktu setempat.
Menteri Transportasi Provinsi Katanga Laurent Kahozi Sumba mengatakan sudah ada 29 korban yang telah ditemukan akibat tenggelamnya perahu itu. Ia menambahkan sebanyak 232 korban lainnya yang sebagian besar laki-laki telah ditemukan dalam keadaan selamat.
Para pejabat setempat mengatakan angin kencang dan kelebihan muatan disinyalir menjadi faktor terbaliknya kapal tersebut. Kapal MV Mutambala yang tenggelam membawa penumpang dengan jalur antara Provinsi Katanga dan Provinsi South Kivu.
Kahozi mengatakan penyelidikan sedang dilakukan untuk menentukan penyebab tenggelamnya kapal tersebut. Menurut pejabat setempat, pihaknya belum mengetahui berapa banyak penumpang yang berada di kapal ketika peristiwa itu terjadi.
Kahozi menambahkan bahwa tenaga penyelamat menemukan banyak korban di dalam air setelah menempel bensin kaleng dan benda-benda terapung lainnya selama lebih dari 48 jam dan sekarang dalam sangat lemah kondisi. "Pencarian korban terus dilakukan ," ujarnya.
AFP melaporkan, Senin (15/12), banyak kapal di Kongo membawa jauh lebih banyak orang dan kargo dari yang terdaftar. Laporan sementara menduga adanya kelebihan muatan serta minimnya baju pelampung di dalam kapal tersebut.
Selain itu, terdapat sejumlah fakta yang mengatakan bahwa di wilayah tersebut tidak banyak orang yang menguasai keterampilan berenang.
Kejadian ini menambah daftar tenggelamnya kapal di Kongo setelah pada Maret lalu setidaknya 210 pengungsi Kongo yang pulang dari Uganda tenggelam saat kapal yang diisi muatan berlebihan tenggelam di Danau Albert, di perbatasan antara kedua negara.
Tenggelamnya kapal itu dikatakan Pemerintah Kongo sebagai tragedi tenggelamnya kapal paling mengerikan sepanjang sejarah di Kongo.