Rabu 17 Dec 2014 07:07 WIB

Iran Sempat Minta Monis Diekstradisi, Australia Menolak

Rep: c01 / Red: Hazliansyah
 Sejumlah polisi bersenjata lengkap mengamankan seorang wanita yang berhasil melarikan diri dari penyanderaan di sebuah kafe di Sydney, Senin (15/12). (AP/Rob Griffith)
Sejumlah polisi bersenjata lengkap mengamankan seorang wanita yang berhasil melarikan diri dari penyanderaan di sebuah kafe di Sydney, Senin (15/12). (AP/Rob Griffith)

REPUBLIKA.CO.ID, -- Pelaku penyanderaan Sydney, Man Haron Monis, sebenarnya merupakan buronan Iran. Sekitar 14 tahun lalu Iran sempat meminta pemerintah Australia untuk mengekstradisi Monis, tapi Australia menolak.

Kepala Kepolisian Iran, Gen Ismail Ahmadi Moghaddam, menyatakan Iran dan Australia memang tidak memiliki perjanjian terkait ekstradisi pelaku kriminal. Karena itu, kepolisian Australia menolak untuk mengekstradisi Monis. 

Di Australia, Monis mendaftar untuk suaka politik agar bisa memperoleh status sebagai pengungsi.

Moghaddam menyatakan, Monis menjadi buron karena terkait kasus penipuan. Di Iran, Monis dikenal dengan nama Manteqi. 

Setelah melakukan penipuan, Moghaddam menyatakan Monis kabur ke Australia melalui Malaysia pada akhir tahun 1990-an. 

Sekitar tahun 1996, Monis bekerkja sebagai manager perusahaan travel. Di perusahaan travel inilah Monis melakukan penipuan. "Ia kemudian ke Malaysia, dan dari sana ia terbang ke Australia dengan nama palsu," terang Moghaddam, dikutip dari BBC

Selain tersandung kasus penipuan, Monis juga terlibat sejumlah kasus lain seperti mengirimkan surat penghinaan terhadap keluarga dari tentara Australia yang gugur di medan perang pada 2009. Selain itu, pada 2013, Monis juga ditengarai terlibat dalam kasus pembunuhan istrinya sendiri, akan tetapi kemudian bebas dengan jaminan. 

Pemerintah Australia sendiri telah mengumumkan bahwa mereka sedang menginvestigasi alasan dibalik bebasnya Monis dengan jaminan di beberapa kasus berbeda. 

Monis juga memiliki sejarah terlibat dalam gerakan religius. Akan tetapi pemerintah menyatakan belum ada bukti aksi penyanderaan yang dilakukan Monis berhubungan dengan gerakan radikal internasional yang mengatasnamakan Islam. 

Monis sendiri tewas dalam baku tembak dengan kepolisian Australia. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement