Kamis 18 Dec 2014 15:55 WIB

Rilis Terbaru WHO; 6.915 Tewas karena Ebola

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Esthi Maharani
Vaksin uji coba untuk Ebola.
Foto: AP
Vaksin uji coba untuk Ebola.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- World Health Organization (WHO) mengeluarkan data terbaru korban wabah Ebola, Rabu (17/12). Dikutip TASS, Tujuh hari menuju 'peringatan' 50 minggu sejak wabah Ebola, jumlah kematian karena Ebola telah tembus jadi 6.915 orang.

''Total 18.603 orang dikonfirmasi terinfeksi, kemungkinan dan terduga di lima negara terimbas (Guinea, Liberia, Mali, Sierra Leone, dan Amerika Serikat) dan tiga negara yang sebelumnya juga terimbas (Nigeria, Senegal dan Spanyol),'' kata WHO dalam pernyataan.

Laporan tersebut menyebutkan kasus meningkat di Guinea dan menurun di Liberia. Di Sierra Leone, kasus cenderung menurun dan diperkirakan tak lagi ada peningkatan. Tingkat transmisi antara tiga negara tersebut tercatat 70 persen.

Korban yang berada dalam penanganan rumah sakit, tingkat keparahan mencapai 60 persen untuk Guinea dan Sierra Leona dan 58 persen di Liberia. WHO kembali gencar mencapai target nol infeksi Ebola pada 1 Januari 2015.

Target tersebut yaitu berhasil merawat 100 persen korban Ebola, memakamkan 100 persen korban tewas dan tak ada kasus baru. Permasalahan yang muncul dan menghambat target yaitu kurangnya jumlah tempat tidur di fasilitas perawatan Ebola. 

Distribusi fasilitas perawatan dinilai tidak merata karena kekurangan terjadi di beberapa wilayah. Dalam hal pemakamanan masal, setiap negara memiliki kapasistas yang cukup untuk mengubur semua korban tewas.

Upaya setiap negara untuk mencegah penyebaran terus digalakan. Sejalan dengan statistik, jumlah maksimum kematian Ebola di Liberia yaitu 3.290 dan 7.797 kasus. Sementara di Sierra Leone yaitu 2.085 kematian dan 8.356 kasus, di Guinea, jumlah kematian yaitu 1.525 dan 2.416 kasus.

Hingga saat ini belum ada vaksin berlisensi yang digunakan masal untuk mengobati Ebola. Selama ini, korban diberi perawatan sejumlah obat dan donor plasma dari korban yang mampu bertahan terhadap virus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement