REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY-- Perdana Menteri Australia Tony Abbott, mengakui pengepungan sebuah kafe di Sydney merupakan sebuah peringatan yang mengerikan, yang berakhir dengan tewasnya dua orang sandera dan sang pelaku.
Abbott segera memerintahkan penyelidikan atas tragedi tersebut dan mengapa ulama gadungan Man Haron Monis, sang penyandera, tidak berada di bawah pengawasan ketat mengingat dirinya memiliki latar belakang ekstremisme dan kekerasan.
Pria kelahiran Iran itu diketahui sedang dalam masa percobaan atas serangkaian tuduhan, termasuk pelanggaran seksual dan persekongkolan atas pembunuhan mantan istrinya.
"Kejadian ini telah menjadi peringatan mengerikan," kata Abbott ketika ditanya apakah kejadian ini merupakan kecelakaan yang sudah diprediksi, di tengah kritik berbagai otoritas gagal bertindak untuk mengawasi Monis dari jalanan.
"Yang menyedihkan adalah bahwa hal ini terjadi. Maksudku, ini adalah tindakan kekejaman, mungkin juga dapat dicegah dan itulah mengapa harus segera menyelesaikan evaluasi dengan cepat dan menyeluruh sangat penting," tambah Abbott.
Monis, yang namanya dikenal pihak berwenang, tetapi tidak ada termasuk ke dalam daftar pantauan kontra-teror, menyandera 17 orang di sebuah kafe di jantung Sydney pada hari Senin (15/12), selama 16 jam.
Rincian mengenai mengapa Polisi Federal Australia kemudian menyerbu masuk ke dalam kafe tersebut, menurut ayah salah seorang sandera yang berhasil melarikan diri bahwa para sandera tidak akan selamat hingga keesokan paginya jika mereka (polisi) tidak bertindak.