Senin 12 Jan 2015 11:47 WIB

Ini Reaksi Kartunis Australia Soal Kartun Kontroversial di Charlie Hebdo

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sejumlah kartunis di Australia mengatakan penyerangan yang dilakukan ke kantor majalan Charlie Hebdo tidak akan menghentikan apa yang mereka ingin gambar dan ekspresikan.

Kantor Charlie Hebdo, majalah yang kerap menampilkan kartun dan gambar satir di Paris, diserang pada Rabu (07/1). Penyerangan yang melibatkan penembakan tersebut menyebabkan 12 orang tewas. Sementara pada Jumat (09/1), empat orang tewas di sebuah supermarket yang disandera tewas.

Patrick Cook adalah kartunis asal Australia yang bekerja untuk media The Bulettin. Ia berada di Paris saat penyerangan terjadi. "Saat ada pemberitaan pertama kali, siang hari, kita sedang bersama dengan orang-orang yang memiliki kemampuan dua bahasa dan mereka menyatakan rasa kaget dan muak, karena tahu apa yang terjadi," ujar Cook baru-bar ini.

Kartunis di seluruh dunia memberikan respons dengan menggunakan gambar-gambar satir untuk mendukung para korban. Tema yang diangkat pun sama. "Pena bisa lebih tajam dari pada pedang, tetapi sekarang sepertinya pena pun membutuhkan pedang untuk bisa membelanya, dan ini sangat menyedihkan," tambah Cook.

Cook mencontohkan kartun buatan David Pope di harian The Canberra Times sebagai salah satu respon yang cukup tajam.

Sementara itu Warren Brown, kartunis dari harian Daily Telegraph di Australia menyatakan bagaiman kartun memiliki kekuatan. "Tidak masalah apakah anda bisa membaca keterangan gambar atau tidak, tidak mengerti bahasa Spanyol, Jerman, atau Islandia, tetap saja bisa dimengerti. Inilah satulah dari kartun, kita lihat gambarnya, kemudian bisa dimengerti dan sangat kuat," ujar Brown.

Kathy Wicox dari Fairfax Media, perusahaan media di Australia lainnya mengaku pernah bertemu dengan para kartunis majalah Charlie Hebdo pada bulan April lalu di sebuah konferensi. "Saya punya hubungan kuat dengan Perancis. Saya tinggal di Paris saat berusia 20-an dan mendapat kerja pertama kali disana dan kini sering ke Paris juga," ujar Wicox.

Sejumlah kartun bergambar pensil dimuat untuk memberikan reaksi dengan apa yang terjadi di Paris melalui, selain juga bentuk dukungan bagi para kartunis.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement