REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sekitar 3,7 juta orang mengikuti aksi damai mengutuk serangan terhadap majalah Charlie Hebdo di Paris, Prancis. Bukan hanya warga Prancis yang turun ke jalan, melainkan sejumlah pemimpin dunia ikut menunjukkan rasa solidaritasnya terhadap Prancis.
Nama-nama seperti Kanselir Jerman Angela Merkel, PM Inggris David Cameron, PM Italia Matteo Renzi, PM Spanyol Mariano Rajoy, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Presiden Ukraina Presiden Petro Poroshenko, PM Turki Ahmet Davutoglu, Raja Yordania Abdullah IIdan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker datang dan bergabung dengan jutaan rakyat Prancis.
Dua pemimpin dari dua negara yang bertikai, yakni Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga hadir. BBC melaporkan ada sekitar 40 pemimpin dunia yang ikut dalam aksi solidaritas tersebut.
Dari banyaknya tokoh negara yang hadir tidak ada nama Presiden AS Barack Obama yang pada sebelumnya menyatakan akan membantu Prancis memerangi terorisme tersebut. Dalam sebuah artikel di Washington Post, Senin (12/1), ketidakhadiran dinilai sebagai sebuah langkah yang janggal, mengingat puluhan kepala negara, termasuk dari sekutunya hadir dalam aksi tersebut.
Absennya Obama dalam pawai yang mengusung aksi solidaritas serta pentingnya melindungi nilai-nilai kebebasan yang diteriakan AS menjadi pertanyaan bagi sejumlah pihak. Tidak hanya itu, Obama juga tidak menyempatkan diri untuk hadir dalam aksi serupa yang digelar di Washington yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Prancis di AS.
AS diwakili oleh Victoria Nuland, asisten sekretaris Departemen Luar Negeri. Alih-alih ikut bergabung dengan aksi serupa di Washington, Obama yang tidak memiliki agenda apa pun memilih menghabiskan waktu untuk tinggal di kediamannya. Sebuah pertanyaan bagi Obama yang memilih absen ketika begitu pemimpin dunia hadir, lanjut Washington Post.