Selasa 13 Jan 2015 12:41 WIB

Perawat Inggris yang Terinfeksi Ebola Lewati Masa Kritis

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Esthi Maharani
Seorang relawan mempersiapkan suplai medis untuk dikirimkan ke daerah yang terserang virus Ebola.
Foto: AP Photo/Brennan Linsley/ca
Seorang relawan mempersiapkan suplai medis untuk dikirimkan ke daerah yang terserang virus Ebola.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perawat Inggris Pauline Cafferkey yang terinfeksi Ebola pasca pulang dari Sierra Leone telah melewati masa kritis, Selasa  (13/1). Royal Free Hospital London, tempat Cafferkey dirawat mengatakan ia menunjukan tanda pemulihan.

''Royal Free Hospital dengan bahagia mengumumkan Pauline Cafferkey menunjukan tanda pemulihan dan telah melewati masa kritis,'' kata pernyataan rumah sakit, dikutip BBC.

Cafferkey masih ditempatkan di ruang isolasi dan menerima perawatan khusus untuk virus Ebola. Ia telah menerima plasma darah dari pasien terinfeksi yang telah bebas dari virus, Will Pooley.

Ahli dalam bidang virologi molekuler dari Universitas Nottingham, Prof Jonathan Ball mengaku bahagia menerima kabar tersebut. ''Ini benar-benar kabar baik, tim rumah sakit melakukan kerja yang luar biasa,'' kata dia.

Menurut Ball, ini adalah pencapaian bahwa perawatan modern bisa meningkatkan kondisi pasien yang sekarat karena infeksi virus Ebola. Perawatan seperti itu, tambahnya, harus menjadi standar perawatan di Afrika agar tingkat kesembuhan meningkat.

''Semoga ini adalah tanda Pauline akan sembuh total meski butuh waktu mencapai hasil negatif pada tes virus,'' kata Ball.

Cafferkey adalah perawat yang bekerja pada badan amal Save the Children di Sierra Leone. Ia terdiagnosa Ebola pasca tiba di bandara Heathrow Glasgow karena suhu tubuh yang meningkat.

Hingga saat ini, data WHO menyebutkan korban tewas karena Ebola telah mencapai lebih dari 7.800 orang dengan 20 ribu kasus. Tiga negara terparah terimbas Ebola yaitu Sierra Leone, Liberia dan Guinea.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement