Kamis 15 Jan 2015 04:20 WIB

WHO Laporkan Uji Coba Vaksin Ebola Fase Ketiga

Vaksin uji coba untuk Ebola.
Foto: AP
Vaksin uji coba untuk Ebola.

REPUBLIKA.CO.ID,JENEWA, SWISS -- Para pakar yang hadir pada KTT hari Kamis (8/1) minggu lalu telah meninjau data sejumlah uji klinis pada tiga vaksin potensial untuk Ebola. Mereka sepakat bahwa vaksin tersebut aman dan bisa dilanjutkan ke tahap berikutnya.

Perusahaan-perusahan berusaha mengembangkan secepat-cepatnya vaksin Ebola dalam beberapa bulan terakhir. Kecepatan serta urgensi para ilmuwan dalam merespons kebutuhan penting ini tampaknya membuahkan hasil.

Asisten Direktur Jenderal WHO Marie-Paule Kieny mengatakan dua vaksin yang dikembangkan oleh Merck dan GlaxoSmithKline telah melalui fase pertama uji klinis, yang mengkaji keamanan vaksin dan respons kekebalan terhadap virus Ebola.

Dia mengatakan kedua vaksin itu terbukti cukup aman, sehingga percobaan untuk dua vaksin ini akan dimulai dalam beberapa minggu untuk menguji keefektifannya .

“Fase ke-3 percobaan dua vaksin utama ine, fase ketiga pengujian ini berarti memberikan vaksin kepada relawan yang sehat di wilayah dimana virus ini mewabah dan untuk benar-benar menguji apakah vaksin ini bekerja. Dan, kami sudah diberitahu mengenai rencanaperusahaan ketiga, Johnson and Johnson, untuk melakukan pengujian kemanjuran vaksin ini," paparnya seperti dikutip dari VOA, Kamis (15/1).

Menurut data terbaru WHO, wabah Ebola sejauh ini telah merenggut 8.259 jiwa dan menginfeksi 20.972 orang di tiga negara Afrika Barat yang terkena dampak berat.

Ketua KTT dan Profesor di Universitas Witwatersrand di Afrika Selatan, Helen Reese, mengatakan kemajuan luar biasa yang tidak pernah terjadi sebelumnya dicapai dalam pengembangan vaksin Ebola. Meskipun ini adalah perkembangan yang menggembirakan, ia mengatakan wabah ini masih jauh dari teratasi.

“Jelas, apa yang ingin kita lakukan adalah memusnahkan virus ini. Kita tidak ingin terus ada kantong-kantong virus. Karena itu, kita harus segera melakukan uji klinis vaksin ini, sebab jika kasus Ebola tidak cukup banyak, akan sulit untuk menguji apakah vaksin manjur atau tidak. Jadi, kita sadar bahwa kita harus bekerja secepat-cepatnya tetapi tanpa mengorbankan kualitas,” ujar Reese.

Pakar WHO memperkirakan diperlukan sekitar enam bulan untuk mengetahui hasil pengujian fase-3. Mereka mengatakan produksi vaksin akan terus dilakukan pada saat uji coba berlangsung. Mereka berharap bisa menyediakan suplai jutaan dosis vaksinpertengahan tahun ini.

Dalam berita baik lain, mereka mengatakan Dewan GAVI, kemitraan kesehatan global yang menyediakan vaksin untuk negara-negara miskin, telah menyetujui pendanaan untuk vaksin Ebola dan untuk penguatan sistem kesehatan yang rapuh di Liberia, Sierra Leone dan Guinea.

sumber : VOA Indonesia
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement