Selasa 20 Jan 2015 05:45 WIB

Polisi Cina Tembak Dua Warga Muslim Uighur

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Erik Purnama Putra
Warga Muslim Uighur Cina menunaikan ibadah di tengah aktivitas siang hari.
Foto: Reuters
Warga Muslim Uighur Cina menunaikan ibadah di tengah aktivitas siang hari.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Polisi Cina menembak mati dua warga Muslim Uighur yang berupaya menyeberang ke Vietnam. Kejadian itu berlangsung di perbatasan Kota Pingxiang, Provinsi Guanxi pada Ahad (18/1) malam.

Polisi dikabarkan masih mencari beberapa warga Uighur yang berhasil lolos dan lari ke wilayah permukiman, demikian dilansir BBC, Senin (19/1).

Otoritas pemerintah Cina menyalahkan warga Uighur atas serangkian teror separatis yang belakangan terjadi. Aktivis kemanusiaan mengatakan justru minoritas Muslim keturunan suku Turk itu yang terus ditekan otoritas.

Kanal berita nasional Cina, China News Service melaporkan sejumlah warga Uighur yang menumpang dua mobil box sempat terlibat 'konflik' dengan polisi di dekat jalur perbatasan pada Ahad pukul 20.00 waktu setempat.

Pembakan Ahad malam bukanlah kali pertama. Warga Muslim yang mendiami wilayah Xinjiang itu berulang kali tertanggap penjaga perbatasan sedang berupaya menyebrang ke negara tetangga.

Insiden serupa pernah terjadi April 2014, lima dari 16 warga Uighur yang berhasil melintas ke Vietnam akhirnya harus tewas setelah berurusan dengan penjaga perbatasan.

Para aktivis kemanusiaan mengatakan lintas batas secara ilegal oleh warga Uighur selama ini terjadi karena mereka dipersulit untuk mendapatkan paspor. Upaya mereka keluar dari Cina adalah untuk mencari suaka atas tekanan ekonomi, suku dan kultur yang dirasakan warga Uirghur.

Namun, pihak otoritas berwenang Cina menuding kepergian warga Uighur ke luar negeri adalah untuk menghimpun kekuatan bersama kelompok Islam radikal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement