Jumat 23 Jan 2015 06:50 WIB

PM Irak: Penurunan Harga Minyak Pengaruhi Kampanye Lawan ISIS

Rep: C85/ Red: Julkifli Marbun
Haidar Al-Abadi
Foto: www.theguardian.com
Haidar Al-Abadi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Perdana Menteri Irak Haidar al-Abadi mengungkapkan bahwa penurunan pendapatan Irak karena harga minyak dunia yang anjlok, dapat berdampak pada kampanye melawan ISIS, yang sedang gencar dilakukan oleh pemerintah Irak.

Dalam sebuah pertemuan internasional di London baru-baru ini, Haidar menyebutkan jatuhnya harga minyak mengakibatkan "bencana" dan konsekuensinya adalah mengancam upaya pasukannya untuk merebut kembali wilayah yang telah dikuasai ISIS.

Namun, pada kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, menegaskan bahwa perang melawan ISIS telah dimenangkan. Kerry menyebutkan, seperti dilansir oleh Independent,  bahwa 2.000 serangan udara yang dilakukan oleh koalisi AS telah menghilangkan lebih dari separuh pimpinan ISIS, menewaskan ribuan pejuang ISIS, dan melumpuhkan fasilitas migas yang telah mereka sita.

Permasalahan penurunan harga minyak ini menjadi sorotan dunia, karena di saat Irak membutuhkan dana lebih untuk melawan ISIS, justru Arab Saudi yang menjadi "alasan utama" anjloknya harga minyak dunia. Arab Saudi dari awal enggan memotong produksi minyak mereka sehingga suplai minyak dunia berlebih.

PM Irak Haidar al-Abadi menyatakan bahwa anggaran belanja Irak sangat bergantung dari sektor migas. "Harga minyak telah turun 40 persen dari tahun lalu. Ekonomi Irak dan anggaran bergantung 85 persen pada minyak dan ini telah menjadi bencana bagi kita," jelasnya.

Haidar sendiri meminta dukungan internasional untuk menunda pembayaran untuk senjata. Di samping itu, Haidar menuduh Barat telah mengulur-ulur komitmen untuk melatih pasukan Irak. Dia menilai pasokan senjata dan amunisi terlalu lambat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement