Kamis 05 Feb 2015 22:40 WIB

Obat Lebih Mahal Dianggap Lebih Mujarab

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, ASUTRALIA BARAT -- Sebuah penelitian baru menyimpulkan bahwa bagi banyak orang  mendapat perawatan kesehatan yang  lebih mahal ataupun mengonsumsi obat mahal akan membuat mereka merasa hal itu lebih mujarab bagi kesehatan mereka.

Para peneliti di Akademi Neurologi Amerika Serikat mengeluarkan kesimpulan tersebut dalam penelitian mereka mengenai persepsi pasien mengenai murah dan mahalnya sebuah obat dengan kemungkinan khasiat yang dihasilkan.

Para peneliti memberikan 12 pasien yang menderita Parkinson dengan suntikan obat. Beberapa pasien diberitahu bahwa obat yang disuntikkan itu adalah obat mahal, sementara yang lainnya diberitahu bahwa obat yang mereka dapatkan adalah obat murah.

Setelah itu para pasien tersebut diberi uji untuk melakukan sesuatu gerakan. Dan hasilnya mereka yang diberitahu bahwa mereka mendapat obat yang mahal, menunjukkan hasil uji yang sangat meningkat.

Ketua Asosiasi Medis Australia di Australia Barat, Michael Gannon mengatakan tidak terkejut dengan penemuan tersebut. "Saya melihat hal seperti ini berulang kali. Ini namanya dampak placebo dimana yang memainkan peran adalah persepsi kita, apa yang kita dengar, bukan hal yang sebenarnya dari misalnya obat yang diberikan." kata Gannon baru-baru ini.

"Saya kira banyak pasien memang mencari layanan kesehatan terbaru dan kadang mereka lebih percaya khasiatnya bila mereka harus membayar lebih mahal untuk hal tersebut."

Menurut Gannon, hal tersebut juga terjadi bagi mereka yang mencoba mencari pengobatan alternatif.

"Jadi di pengobatan alternatif ini lebih banyak terjadi." kata Dr Gannon. "Misalnya anda pergi ke naturopath atau osteopath, karena mereka lebih mendengarkan keluhan anda dengan lebih sabar, dan hal-hal lainnya membuat anda lebih merasa ada manfaatnya."

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement