Kamis 12 Feb 2015 19:09 WIB

MUI: Pemerintah AS Harus Tegas Soal Penembakan Capell Hill

Dua korban penembakan di komplek University of North Carolina,Chapel Hill, Deah Shaddy Barakat (kanan) bersama istrinya Yusor Mohammad.
Foto: facebook
Dua korban penembakan di komplek University of North Carolina,Chapel Hill, Deah Shaddy Barakat (kanan) bersama istrinya Yusor Mohammad.

REPUBLIKA.CO.ID,CAPELL HILL -- Penembakan tiga Muslim di Capell Hill, tidak diberitakan oleh media AS. Soal itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhyiddin Junaidi menunjukan standar ganda media AS.

"Situasinya berbeda ketika umat agama lain menjadi korban penembakan," kata dia kepada ROL, (12/2).

Menurut Kiai Muhyiddin, pemerintah AS seharusnya juga tegas soal masalah ini. Apalagi konstitusi Amerika menyatakan perlindungan kepada seluruh warga AS terlepas apapun agamanya. "Ke depan, saya khawatir apabila pemerintah AS tidak tegas soal masalah ini. Tinggal menunggu waktu, tragedi ini bakal terulang lagi," ucapnya.

Sebelumnya, motif penembakan tiga Muslim Chapel Hill masih misterius, Kamis (12/2). Polisi mencoba menentukan apakah kebencian berada di balik pembunuhan tersebut atau hanya masalah antar tetangga.

''Kami memahami bahwa ada kemungkinan motif kebencian di sini, sehingga kami akan berusaha menentukan apa yang sebenarnya terjadi,'' kata Kepala Polisi Chapel Hill, Chris Blue. Polisi Chapel Hill telah meminta FBI membantu penyelidikan.

Pembunuhan memicu kemarahan global yang mengaitkannya dengan prasangka anti Muslim. Ayah korban, Abu Salha mengatakan ini adalah kejahatan rasial.

''Media di sini membuat orang-orang membenci Islam sehingga Muslim takut keluar, sehingga mereka membenci kami,'' kata Salha yang merupakan seorang psikiater.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement