Sabtu 14 Feb 2015 21:17 WIB

Keluarga Penumpang Desak Malaysia Cabut Kesimpulan Resmi Terkait MH370

Red:
Mural tentang hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370.
Foto: AP Photo/Bullit Marquez, File
Mural tentang hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370.

REPUBLIKA.CO.ID, MALAYSIA -- Kerbat  dari penumpang pesawat Malaysia Airline MH370 mendesak pemerintah Malaysia menarik pernyataan resmi mereka.  Pernyataan dimaksud yakni jika seluruh penumpang di pesawat yang hilang pada 8 Maret 2014 lalu diduga sudah meninggal.

Pernyataan resmi pemerintah Malaysia bulan lalu yang mendeklarasikan kalau hilangnya pesawat  MH370 telah diklasifikasikan sebagai kecelakaan. Seluruh penumpang yang berjumlah 293 orang termasuk enam di antaranya adalah warga Australia diyakini telah meninggal.

Bagi sebagian keluarga penumpang, pernyataan tersebut tidak memberikan penyelesaian sebagai mana mestinya dan banyak yang memilih untuk menolak tawaran kompensasi yang diajukan Pemerintah Malaysia.

Keluarga penumpang MH370 asal China yang menolak pernyataan tersebut, Jum'at (13/2) mendatangi markas Malaysia Airlines di Kuala Lumpur. Dengan membawa poster bertuliskan 'MH370 Menuntut Kebenaran' dan 'Hari ini kita, besok bisa jadi Anda'.

"Malaysia mengumumkan MH370 hilang dan tidak ada yang bisa selamat, tapi tidak ada bukti yang membenarkan kesimpulan itu," kata Weng Wan Cheng, ayah dari seorang penumpang wanita MH370.
 
Seorang pebisnis dari Perancis, Ghyslain Watterlos, yang isterinya masuk dalam daftar penumpang MH370 bersama dengan dua dari tiga anaknya, mengatakn dia masih menanti penjelasan mengenai apa yang sebenarnya menimpa pesawat dan para penumpangnya tersebut.
 
"Situasi yang kami hadapi sangat buruk, karena berbagai alasan," tutur Watterlos.

"Pertama kami tidak mendapatkan bantuan sama sekali dan juga berita dari manapun, setelah duka yang kami rasakan selama berbulan-bulan, sekarang kami sudah tidak merasa sedih lagi, tapi kami sangat marah."

Watterlos mengatakan pernyataan Pemerintah Malaysia kalau pesawat itu hilang dan seluruh penumpangnya sudah meninggal tidak menyelesaikan masalah ini.

Menurutnya dia tidak menerima tawaran kompensasi apapun dari maskapai Malaysia Airline meskipun dia tidak akan menerima tawaran itu kalaupun ada.

"Menerima tawaran kompensasi itu bukan sesuatu yang saya perjuangkan saat ini, karena saat ini saya hanya ingin mendapatkan kebenaran bukan kompensasi," tegasnya.

"Saya ingin tahu apa yang terjadi terlebih dahulu,"

Grace Subathirai,  yang ibunya sedang menuju ke Beijing untuk menemui suaminya, mengaku keluarganya menerima tawaran kompensasi senilai $US 50 ribu dari Maskapai Malaysia Airline namun tidak bersedia menerimanya.

"Saya tidak bisa mematok harga untuk nyawa ibu saya, bagaimana Anda bisa menakar nilai dari seseorang yang sangat berarti dalam hidup Anda dengan uang? saya kira itu tidak mungkin bisa saya lakukan," katanya.

"Menerima tawaran kompensasi itu sama artinya menerima nasib dari seluruh penumpang MH370 dan mengakui kalau mereka sudan meninggal,'

"Kami belum siap menerima apapun tanpa disertai bukti-bukti,'

Menurutnya dia menyambut baik protes yang dilakukan oleh anggota kerabat penumpang MH370 dari China - banyak dari mereka memilih tinggal di Kuala Lumpur sampai peringatan satu tahun hilangnya pesawat itu pada 8 Maret mendatang.

Pesawat Malaysia Airline MH370 hilang Sabtu, 8 Maret 2014 dalam penerbangan dari Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia menuju Bandara Internasional Beijing, dengan membawa 12 kru warga Malaysia dan 227 penumpang dari 15 negara, 6 diantaranya adalah warga Australia.

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement